Amanah
Seorang Pemimpin
“Setiap kamu itu adalah pemimpin, dan setiap pemimpin pasti akan
dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya”
*****
Rekadena, 14 Oktober 2017
Sebuah
moment yang membuat saya tersadar dan kembali berfikir. “Sudahkah saya berlaku amanah sebagai seorang pemimpin?” *Pemimpin diri sendiri, maupun di organisasi ataupun amanah sebagai
yang dipimpin sebagai jundi. Alhamdulillah saya ucapkan “big thanks” kepada Kak Kiki Amalia selaku
mentor yang luar biasa di GenBI karna udah bikin saya nangis waktu kegiatan
GenBi Camp saat sesi muhasabah. Hehe,
makasih ya kak. Yups, beliau menyinggung dan mengingatkan akan pentingnya
komitmen dan amanah. Seringkali kita menyanggupi dan menerima sebuah amanah,
tapi tidak kita jalankan dengan sebaik-baiknya pada prosesnya. Satu kata dari
beliau yang sangat menyentuh bagi saya ketika beliau mengatakan seperti ini “Teman-teman,
pemimpin itu selangkah lagi kakinya ke neraka jikalau tidak bisa memimpin dan
mengarahkan anggota yang dipimpinnya”. Artinya jangan sampai amanah ini
menjauhkan kita dari syurga namun lantas membawa kita ke neraka. Na’uzubillahi min dzalik.
Jika
bisa, saya juga ingin menciptakan moment yang sama seperti yang kak kiki
lakukan pada saya dan teman-teman yang lain. Moment untuk mengumpulkan para
rekan-rekan seperjuangan, terkhusus yang saat ini berada pada garis yang
sama. Ingin turut menyentuh serta
menggugah kesadaran mereka bahwa amanah ini sungguh bukan perkara biasa, adalah pertanggungjawaban dan juga amanah ini mestilah kita jalankan dengan
sebaik-baik ikhtiar dan upaya. Karna kita
pasti akan dituntut atas ini nantinya. Ini juga pengingat bagi saya pribadi
yang terkadang lalai akan amanah yang telah dititipkan dengan alasan beragam
kesibukan.
Coba
ingat-ingat kembali saat ini amanah apa saja yang sedang kita jalani. Runut
satu-satu hingga akhirnya kita temukan titik temu, titik dimana terdapat
kesimpulan singkat bahwa bisa jadi yang sudah
kita kerjakan selama ini belumlah
ada apa-apanya, bahwa selama ini kebanyakan kita lalai atas amanah yang kita
punya, atau perjuangan yang kita lakukan belum juga pada titik maksimalnya.
Hingga tugas tugas besar itu masih banyak yang perlu kita tuntaskan satu
persatu. Pertanggungjawaban moriil di hadapan Allah itu sudah pasti meskipun
pertanggungjawaban di hadapan manusia masih bisa kita hindari.
Tugas
saudara adalah saling mengingatkan. Maka ini adalah ikhtiar saya sebagai
saudara mengingatkan teman-teman semua. Ingatkan juga saya ketika jauh atau
lalai dengan amanah yang ada. Semoga amanah ini menjadi jalan yang menghantarkan
kita agar semakin dekat dengan Allah SWT teman-teman, bukan untuk mencari
tatapan kagum manusia. Oleh karena itu, luruskan niat dan sempurnakan
ikhtiar agar amanah ini menjadi washilah
kebaikan untuk kita semua. Aamiin.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar