Akhir-akhir ini; tepatnya setelah gadis
mulai menjejakkan kaki di sebuah tempat yang bernama kampus, dia
mendengar satu celetukan biasa namun perlu waktu yang cukup lama untuk
merenungkannya. Celetukan ini tak sengaja didengarnya dari salah satu teman SMA
yang kebetulan satu kampus dengan gadis sekarang.
“Kamu
udah beda ya sekarang dis, udah sombong” katanya. Begitulah kira-kira
celetukan singkat yang sempat beberapa kali tertangkap telinga gadis. Sederhana
sekali, hanya sepotong kata. Tapi maknanya dalam, Setidaknya itu menurut gadis.
Dua kata penting yang harus dia
telaah panjang. “Beda dan sombong”.
Gadis berfikir keras untuk 2 kata ini. “Beda?
Apa yang berbeda dariku?” ucapnya . “Penampilankah?
Pembawaan? Sikap? Atau apa?”
Memang
semenjak melangkahkan kaki di dunia kampus, ia menemukan hal baru yang tak
didapatkannya di pondok tempat ia mengenyam SMA dulu. Di kampus dia menjumpai
orang-orang yang benar-benar ingin belajar mendalami islam. Orang orang yang
bergabung di sebuah lembaga yang bernama Lembaga
Dakwah Kampus.
3
tahun yang lalu, Gadis ingat sekali itu. Ketika pertama kali melangkahkan kaki
ke kampus untuk mengikuti OSPEK. Diantara ribuan orang mahasiswa dan kakak
panitia, matanya tertuju pada sebuah stand yang dijaga oleh kakak-kakak
berjilbab lebar. Mereka tersenyum ramah dan dengan lemah lembut melayani
mahasiswa baru yang mampir ke stand mereka. Tak terasa langkahnya juga tertuju
kesana. Kakak-kakak di situ langsung memperkenalan diri. Mengajak gadis
bersalaman dan cium pipi kanan kiri… luar
biasa, dalam hatinya. Dia tak pernah diperlakukan akrab seperti ini
untuk ukuran orang yang baru kenal pertama kali. Bahkan di pondoknya dulu, dia
tak pernah seintens ini.
Benar saja, Dia jatuh hati dengan
mereka. Gadis benar-benar jatuh cinta pada cara kakak-kakak ini. Mereka baru
saja kenal, tapi rasanya seperti teman lama. Inilah titik mula dia
menambatkan hati pada organisasi di kampus. Dan gadis memilihnya. Memilih
organisasi yang sama dengan kakak kakak berjilbab lebar yang ditemuinya itu.
Organisasi dakwah.
Hal pertama yang Gadis ubah adalah
penampilannya. Kalau dulu dia sangat menyukai jeans dan celana. Semenjak
itu,dia biasakan untuk menggunakan rok kemana-mana. Kumpulan Jeans
dimasukkannya ke sebuah tempat dan tak dipakainya lagi setelah itu. Jika
sebelumnya dia memakai jilbab yang sedang saja panjangnya. Maka semenjak itu
dia belajar untuk menggunakan yang lebih lebar.
Gadis belajar, Gadis memulai proses
itu. Dia ikut mentoring bersama kakak di LDK, kegiatan yang sebelumnya masih
asing di telinga. Di pondok dulu dia hanya mengenal yang namanya ta’lim,
belajar di masjid setiap ba’dha subuh dan isya. Tapi kali ini beda. Benar benar
beda.
Mungkin itu juga yang membuat
celetukan ringan itu keluar dari mulut indah temannya. Dulu Gadis sangat santai
bertegur sapa dengan siapa saja, bergurau dengan mereka. Namun ketika semenjak
di kampus, dia mencoba untuk lebih pendiam dan mengurangi interaksi. Terlebih
lagi dengan temannya yang laki-laki tadi. Ghadul basar, menahan pandangan dan menjaga etika interaksi dengan
lawan jenis. Begitu kata kakak mentornya.
Sombong?
Aku .. sombong? Pikir gadis dalam hati.
Astaghfirullah. Kali ini dia harus merenung lebih
dalam?
Definisi sombong itu apa
sih?
Kalau tidak salah dalam
sebuah hadist Rasulullah mengatakan bahwa sombong itu “menolak kebenaran dan
meremehkan manusia..
pikirnya.
Lantas kebenaran mana yang
dia tolak?
Manusia mana yang dia
remehkan?
Ya Allah ya Rabb.. mengapa aku
bisa membuat temanku berfikir bahwa aku sombong? Renungnya.
Apa karena aku jarang
menegurnya ketika berjumpa?
Apa karna pemahamanku yang
salah tentang cara gadhul basar?
Atau apa ya Allah. Apa yang
salah..
Hingga pada akhirnya dia bertanya
pada kakak kakaknya tentang bagaimana harus bersikap yang seharusnya.
“Mungkin kamu harus lebih
ramah padanya dek” supaya dia tak berfikir sepeti itu padamu. Tapi jangan
berlebihan.” Jawab kakak
mentornya menenangkan.
Nasihat itu mengena sekali.
Setelah itu gadis mulai belajar untuk tak terlalu ekslusif pada orang. Terlebih
kepada yang belum masih umum. Karna dia sadar bahwa dakwah bukan saja tentang
memperbaiki diri , tapi juga menularkannya pada orang lain. Dan untuk
menularkannya itu harus punya cara berkomunikasi dan menyenangkan bagi mereka.
Tetap menjaga sikap tentunya.
Gadis berterima kasih sekali pada
temannya yang secara tak langsung telah mengingatkan dengan celetukan
ringannya. Dia memang ingin berbeda, gadis ingin memulai perjalanan baiknya
bersama kakak kakaknya di LDK. Di organisasi dakwah. Dia tetap teman yang dulu.
Tapi dia ingin memperbaiki sikap dan tingkahnya yang kurang baik di masa lalu,
supaya dia lebih baik.. supaya dia lebih menyenangkan. Menyenangkan dalam
kebaikan. Gadis memutuskan untuk berpindah, hijrah dan belajar istiqomah menjadi
sosok berbeda.
Mulai saja perjalanan baikmu..
*******
Murdianti.lusi

Tidak ada komentar:
Posting Komentar