adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

23 Jan 2017

Pelajaran kehidupan (kematian)


        

           Tentang kematian. Memang benar adanya bahwa ia tak mengenal waktu dan tempat untuk berjumpa. Bahwa keniscayaan, sebuah kepastian bahwa ruh bakal meninggalkan jasad yang ditumpanginya untuk berlepas menemui Rabb yang dicintainya. Sebuah keharusan, jiwa yang dititipkan berjalan di buminya harus kembali ke pangkuan khaliknya. Jangan pungkiri. Yakin... yakinlah bawa kita sedang menunggu antriannya detik ini.
        Aku terfikir untuk menuliskan kalimat ini beberapa jam setelah mendengar kabar bahwa "Saudariku" yang masih belia usianya berpulang kepada Sang Khalik, pemilik sejati ruh dan jiwa ini. Saudariku yang usianya hanya terpaut mungkin 2 tahun saja diatasku. Kak Melly Yufita, yang tulisan-tulisan di blognya banyak menginspirasiku untuk juga aktif menulis sebagaimana dia.
      
      Nyatanya memang ia, kematian tak memandang usia. tak memandang saat kita sedang apa. tak menunggu kita sedang dimana. Saat tinta takdir sudah ditetapkan, ia akan terjadi begitu saja. Hal terpenting yang harus diingatkan adalah pertanyaan tentang “aku sudah berbuat apa?” dari semenjak masa baligh, saat sudah harus mempertanggungjawabkan apa yang dilakukan sampai sekarang. “aku sudah berbuat apa”? Sudah mejadi apa? Sudah melakukan kebaikan apa?"
        Pertanyaan ini hanya bisa dijawab oleh jiwa yang merasakannya. Oleh jasad dan ruh yang bertanggung jawab atas dirinya. Kita sendiri. Karna orang lain mungkin hanya melihat apa yang kita tampakkan, padahal banyak yang kita sembunyikan. Karna orang lain hanya menilai yang tertangkap oleh mata dan telinga mereka, sedangkan tak semua tabiat kita persembahkan di hadapan mereka. Hanya Allah Yang Maha Tahu,  tentang segala keaiban diri ini. Tentang segala kekurangannya. Tentang segala sesuatu yang kita tak ingin  makhluk lain mengetahuinya. Tentang Sesuatu yang kita mati-matian menyembunyikannya. Dan tentang sesuatu yang mungkin kita tak sanggup mendongakkan wajah sedikitpun saat orang lain mengetahuinya.
        Nyata sudah, bahwa kita manusia banyak kurangnya. Nyata sudah, bahwa makhluk tak banyak taunya. Nyata sudah bahwa Allah yang Maha Pengasih dan Maha Baik dengan mengaburkan aib hambanya, supaya tak tertangkap oleh manusia.
        Kembali tentang kematian. Ada banyak rahasia di dalamnya. Ada banyak hikmah dibaliknya. Tinggal siapa yang mau dan bijak menemukan hikmah yang berserakan itu. Untuk dikumpulkan, demi menguatkan ketaatan.
Ya Allah Ya Rabb..
Kami mohon, Karuniakan selalu kasih saying dan rahmat-Mu untuk saudari kami yang sudah dijemput utusan-Mu dan limpahkan selalu karunia dan rasa syukur-Mu untuk kami yang ditinggalkan dan tengah menunggu antrian.
Allahumma Aamiin.

Salam Cinta.

********************
Murdianti.lusi




Tidak ada komentar:

Posting Komentar