adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

22 Nov 2018

Mereka..

November 22, 2018 0 Comments
Matahari terik siang ini.
Aku sampai menengadahkan tangan menutup silau dari pandangan mata.
Tapi yang seperti ini memang sudah biasa di kota kami.

Aku harus ke arah mana. Pelan-pelan ku edarkan pandangan ke sekeliling. Mencari sosok dua manusia yang sudah berjanji akan bertemu hari ini. Dua teman baikku. Adhe dan Simau.

Rencananya sudah dari semalam sebenarnya. Boleh dikatakan janjian dadakan . Awalnya kami ingin menonton. Namun tertunda sebab belum ada film yang sesuai dan juga mengharap dapat tiket buy one get free yang belum kunjung ada.. ckck..
Jadilah pertemuan dialihkan di warung sederhana ini. Tidak apa-apa, sempat berjumpa saja aku sudah senang.

Mana mereka?
Aku sedikit menggumam.Ku kira akan menjadi yang datang paling terlambat sebab tempat ini dekat dengan kampus mereka. Sedang aku harus menempuh sekitar dua puluh menit perjalanan dari rumah untuk sampai ke tempat yang kami janjikan. 
Benar benar mereka ini. Harusnya mereka yang sampai duluan.. hmm. 
Baiklah, kuputuskan untuk menunggu saja terlebih dahulu di meja kosong barisan paling depan. Warungnya lumayan ramai, mungkin karena memang jam makan siang.

Sudah setengah jam aku menunggu. Sambil memasang muka tidak enak di depan penjual yang sepertinya sedari tadi menanti apa yang akan kupesan.. ckck. 

Ku jawab dengan senyum polos
"Maaf mas, saya nunggu teman dulu ya". 

Beruntung penjualnya pengertian;
" Iya mbak, gpp". balasnya.
Oke.. aku sedikit tenang sekarang.

Hampir satu jam aku masih menanti kedatangan dua makhluk menggemaskan ini. Sambil melihat lalu lalang kendara dan mengecek notifikasi whatsApp dari mereka. Adhe masih ada urusan rupanya. Sedang Simau sudah siap-siap berangkat menuju ke sini segera. 

Sebenarnya tidak ada hal yang benar-benar khusus yang ingin kami bicarakan hari ini. Hanya sekedar bertemu, bercengkrama biasa. Kami memang senang seperti ini. Kadang-kadang. Beberapa kali kalau  ada waktu luang. Nah kalau sudah bertemu biasanya tak ingat waktu. Maksudnya ada saja yang dibahas mulai dari urusan pribadi, kampus, atau terkait organisasi. 

****
Baiklah, semoga pertemuan ini nantinya bermanfaat. Perjumpaan biasa yang berkesan luar biasa. Kalaupun tidak, minimal pulangnya bisa tersenyum bahagia lah. Ca'ila..hhi

****
Dari Aku. 
Saat masih menunggu kalian.
Sepakat dua, 13.02.

****


                        (Ending of the meeting😃)

18 Nov 2018

Titik Balik ; Dari Reina untuk Aksara lagi (8)

November 18, 2018 1 Comments

Titik balik..
Tertawalah 😂, atau setidaknya tersenyumlah :)
tertawakan saja kisahku...


*********
Aksara,
Sebelumnya kuberitahu padamu bahwa catatan ini kutulis dalam keadaan tersenyum dan ingin tertawa sepuasnya, menertawakan "kebodohan" yang pernah terjadi 😊, pada diriku tentu saja.


Ra,
Malam ini aku bertemu seseorang yang benar-benar mengubah pandanganku tentang apa yang kurasakan dan kufikirkan selama ini.
Dia sahabatku setelah kamu; Nindi,si Manusia rasional. Kali ini aku ingin memanggilnya dengan panggilan lucu itu.



Kamu pasti tahu bahwa aku bukan jenis orang yang senang bercerita hal-hal penting urusan pribadi.  Apalagi terkait sesuatu yang berusaha aku tutupi. Namun sepertinya kali ini harus. Setelah sebelumnya sempat kutanyakan padanya; mencari tahu apa yang bisa dia janjikan setelah aku bercerita nantinya. Nindi mengatakan "kepercayaan". Dia akan memberikan padaku kepercayaan. Hah, yang benar saja!; tapi nyatanya aku tetap percaya.

Terimakasih. 
Aku tidak memilih orang yang salah rupanya. 

Ra,
Dia berhasil menertawakan cerita tentang apa yang terjadi padaku selama ini. Tapi sikap anehnya itu mau tak mau turut membuat aku ikut tertawa. 

Setelah pembicaraan panjang kami malam itulah aku jadi berfikir:
"Sungguh betapa kecilnya, betapa bodohnya dan betapa recehnya yang terjadi padaku sebenarnya ". 

Kami tertawa lagi. Berdua.


****
Menyesal kah? 
"Sedikit. Tapi tidak sepenuhnya. Karna Aku juga tidak pernah meminta untuk dititipi perasaan suka"

Karna apa? 
"Sebab sekarang aku tahu itu adalah hal sia-sia dan waktu itu aku tidak bisa menghentikan ataupun mencegahnya.

Aku membiarkannya, berfikir bahwa rasa kagum itu akan hilang dengan sendirinya. Tapi lama kelamaan ternyata menjadi sesuatu yang mengganggu. Dan itulah point kesalahanku. 

Namun sekarang aaku yakin bahwa ini adalah pembelajaran terbaik. Agar tidak pernah terjadi lagi. Padaku. Aku belajar dari hal kecil ini.

**** Setelah semalam, aku kembali tersentak oleh satu pertanyaan;
" Untuk apa menyukai seseorang?.. 

( I hope, semoga tidak akan pernah terjadi lagi. Setelah ini tidak akan ada lagi kisah seperti itu. Pada siapapun. Sekalipun terlihat mengagumkan, tidak akan. Aku berjanji.)


****
Ra. 
Nindi berhasil menyentil aku yang berkali kali menyangkal dengan beberapa alasan.

Saat ini aku sudah merasa di fase pemulihan. (Apalagi setelah tahu Bintang sebentar lagi segera *tsah😇, Alhamdulillah).

Semua sudah selesai dan tidak ada sedikitpun lagi yang tersisa😉. Aamiin. Doakan aku Ra.

Berlebihan sekali bukan? Aku juga berfikir seperti itu.
Begitulah anggapan manusia yang baru benar-benar menyadarinya sekarang. Maklumi saja..

Titik balik,  akhirnya aku benar-benar yakin bahwa kerasionalan memang selayaknya menang atas perasaan.😊

Sekarang sudah November.
Kami tertawa bersama malam ini.. Sepuasnya.💕

-Reina-

6 Nov 2018

Sebelum nanti..

November 06, 2018 0 Comments


Hei..
Lama kita tak saling menyapa🙂. 

Oh iya, aku ingin bercerita sedikit tentang Aksara dan aktivitasnya beberapa hari ini. Sesuatu yang katanya membuat dia bersemangat meski kondisi tubuhnya sedang tak bersahabat.
Yups, Aksara memang sedang kurang sehat.
Hari-hari yang mestinya dihabiskan untuk istirahat namun tetap dipaksakannya dengan menjalani aktivitas seperti biasa. Dia memang begitu.  Tidak bisa jika hanya berdiam diri di rumah, menurutnya dengan begitu sembuhnya malah lebih lama. Walaupun sampai hari ini kurang fit dan lemah itu terlihat jelas dari raut wajahnya. Tapi tak apa. Begitu pembelaannya.


Seminggu kedepan akan jadi moment adaptasi kedua bagi Aksara setelah agenda tiga hari kemarin. Di sebuah tempat yang suatu waktu mungkin dia juga akan menetap disitu. Menetap bukan dalam artian tinggal. Kurang lebih menghabiskan beberapa porsi jam kegiatannya seharian.
Doakan saja. 

Yang ingin dilakukannya adalah ingin lebih dekat dengan mereka, mengenal wajah-wajah mereka, tingkah mereka, kebiasaan mereka dan beberapa hal lain yang pasti akan Aksara butuhkan lagi nanti ketika dia  bergabung dengan mereka disini (doakan Aksara, yaa. aamiin).

Mungkin ini adalah training sebelum kelak Aksara benar benar di sini. Aksara ingin belajar pada intinya. Memulai dulu baru nanti menentukan lagi tapak-tapak langkah selanjutnya untuk dia lewati.

Bukankah disibukkan dengan hal bermanfaat untuk orang banyak itu membahagiakan ?

Itulah yang dia inginkan.


#Catatan Aksara