adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

23 Feb 2018

Review Buku "BUYA HAMKA BERBICARA TENTANG PEREMPUAN"


Assalamualaikum wr wb. Izin, kali ini saya akan  mereview buku yang beberapa waktu lalu pernah saya bedah di salah satu stasiun radio Kota Pontianak  yaitu Radio Mujahidin (105,8 FM) dalam acara I Love Books.

Pada saat itu agenda bedah buku ini menjadi rangkaian acara IRC Road to Prestasi  (IRC👉Intellegent Reading Community atau Komunitas Membaca Cerdas). Agendanya antara lain adalah mengadakan lomba ke beberapa panti di kota Pontianak. Adapun kategori yang dilombakan ialah lomba membaca lalu direview kembali dan menulis surat cinta untuk ibu oleh anak panti tingkat SD SMP dan SMA.

Pemenang lomba menulis surat cinta ini kemudian diminta membawakan isi surat cinta untuk ibunya itu mengudara di radio juga. Kebetulan panitia yang diminta mendampinginya adalah saya, sekaligus membedah salah satu buku yang temanya tidak jauh jauh dari sosok ibu ataupun terkait perempuan.

Ini merupakan pengalaman pertama saya siaran di radio. Meskipun untuk bedah buku di lain tempat  pernah saya lakukan beberapa kali.  Akhirnya saya memutuskan untuk membedah buku karya Prof. Dr.Hamka atau yang sering kita panggil dengan Buya Hamka dengan judul “Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan”. Salah satu buku karangan beliau yang menjadi deretan bacaan di lemari mungil saya.

Baiklah, kita akan masuk ke point-point yang beliau sampaikan di buku ini. Namun sebelumnya saya akan memaparkan terlebih dahulu terkait tampilan dan sesuatu yang berkaitan dengan kehadiran buku ini.

 Jadi, buku bercover hitam dan memuat gambar sang penulis sedang tersenyum ini berjumlah 134 halaman ditambah 6 halaman di bagian paling depan. Diterbitkan oleh Gema insani  pada oktober 2014/dzulhijjah 1435 H.  Buku ini pada mulanya adalah tulisan bersambung Buya Hamka di majalah Panji Masyarakat  yang terbit pada tahun 1990an. Namun karena banyaknya saran dan permintaan dari pembaca untuk membukukan tulisan ini  dan hebohnya pembahasan RUU perkawinan di Indonesia pada tahun tersebut menjadi beberapa alasan diterbitkan buku ini oleh penerbit “Pustaka Panji Mas” pada tahun 1996 untuk menjelaskan yang sebenarnya.

Titik penting yang ditekankan pada buku ini adalah uraian bahwa justru perempuan sangat dimuliakan dalam Islam ditengah kondisi perkembangan zaman dan lajunya arus teknologi informasi yang membuat isu feminisme dan pandangan tentang perempuan dalam pandangan Islam semakin mencuat lalu berujung pada perang pemikiran terkait isu perempuan dalam Islam sendiri.

Hal ini kemudian dipaparkan secara apik dan argumentatif oleh Buya Hamka dalam 14 Bab yang menjadi point utama buku ini. Adapun point point penting itu yakni :

**********

Perempuan Juga Dimuliakan,,
Paragraf pertama diawali dengan salah satu Ayat Al-Qur’an yaitu QS. An Nisaa’: 1 yang menerangkan bahwasanya asal usul kejadian manusia adalah satu yaitu Nabi Adam yang kemudian untuknya Allah SWT ciptakan Hawa hingga akhirnya melahirkan manusia dari jenis laki laki dan juga perempuan. Ayat ini juga berisi anjuran kesadaran diri agar hidup didasarkan takwa kepada Allah SWT. Didalam ayat ini dipadukan antara laki laki dan perempuan serta dikatakan bahwa meskipun mereka terpisah  hakikatnya mereka adalah satu.

Saat ayat ini diturunkan di tengah kondisi jahiliyah  bangsa Arab kala itu, ini menjadi alasan kuat para wanitanya kembali mendapatkan  harga diri mereka. Ayat pertama dari surah An-Nisaa’ ini hanyalah salah satu dari sekian banyaknya ayat yang mengistimewakan kaum perempuan . Bahkan dari kaum perempuan ada yang menjadi pelopor keimanan serta beberapa dari perempuan kemudian diabadikan nama dan kisahnya oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Kesimpulannya, surah-surah yang membicarakan perempuan, rumah tangga, juga aturan hidup rupanya memberikan kesan yang dalam sekali pada jiwa perempuan bahwa mereka tidaklah disia-siakan (dipandang rendah). Mereka dipandang sebagai bagian yang sama pentingnya dengan laki laki dalam perjuangan. Masih ingat syahidah pertama yang rela mati demi mempertahankan keimanan dan keIslamanya? Benar, Beliau adalah seorang perempuan yang bernama Sumayyah atau Ummu Yasir .

Penghargaan Yang Sama

Qs. At Taubah : 71-72 berisi tentang jaminan dan kedudukan yang sama antara mukmin laki laki dan perempuan di hadapan Allah SWT. Mereka punya tugas bersama yang dihadapi yaitu Amar Ma’ruf, Nahi Mungkar serta menjalankan perintah syariat. Ba’dhuhum auliyaa’u ba’dhin :

“Sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain”. Saling menjaga, saling membela, saling menyemangati begitulah yang harusnya kita lakukan sehingga bukan mukmin laki laki saja yang dapat menaikkan derajat keimanannya, melainkan juga mukmin perempuan.

Pembagian Tugas

Hak dan kewajiban yang sama antara laki laki dan perempuan bukan berarti pekerjaan yang harusnya hanya kuat dipikul kaum laki laki lantas dilakukan juga oleh kaum perempuan. Islam menjelaskan meskipun sama sama memiliki hak dan kewajiban, hendaknya ada pembagian tugas sehingga semuanya akan menjadi harmoni yang berkesinambungan. Seperti salah satu kisah shahabiyah di masa Rasulullah yang mendatangi majelis beliau dan mengatakan :

Ya Rasulullah, aku ini adalah utusan dari perempuan-perempuan dan datang menghadap Engkau . Ini soal jihad, ia diperintahkan Allah SWT kepada laki laki. Jika mereka menang dalam jihad tersebut mereka mendapat pahala dan jika mereka mati terbunuh mereka pun hidup di sisi tuhan dan diberi rezeki sedangkan kami kaum perempuan adalah yang selalu menjaga mereka di rumah tangga. Apa gerangan yang akan kami dapatkan? Rasulullah SAW menjawab : “Sampaikanlah kepada kawan kawanmu sesama perempuan itu jika bertemu, bahwasanya taat setia kepada suami dan mengakui hak suami adalah sama nilainya dengan perjuangan laki laki seperti yang engkau tanyakan. Hanya sayang sekali, sedikit diantara kalian yang patuh mengerjakannya”.

Dia Mendapat Harga Diri 

Padahal apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau akan membenamkannya dalam tanah (hidup hidup). Ingatlah, alangkah buruknya putusan yang mereka tetapkan itu”. (QS. An-nahl: 58-59).

Begitulah Al-Qur’an menggambarkan keadaan laki-laki Arab pada zaman jahiliyah terhadap anak perempuan. Sayyidina Umar bin khattab mengatakan “Di zaman jahiliyah, kami tidak memandang perempuan ada dan mereka tidak pernah kami masukkan dalam perhitungan kami”.

Setelah Rasulullah diutus, beliau kritik segala kebobrokan yang ada di masyarakat salah satunya ialah perlakuan terhadap kaum perempuan. Turun wahyu Allah SWT yang mencela keras mengubur anak perempuan hidup hidup.  Ayat ini berpengaruh besar bagi masyarakat Arab terutama yang  telah menyatakan keimanannya dan ketundukannya terhadap Islam. Sejak ayat ayat ini diturunkan, perempuan perempuan Arab mendapatkan kembali kepribadiannya.

Rasulullah SAW dan Putrinya

Beliau mempunyai empat anak perempuan dari pernikahan beliau dengan istri pertama yaitu Ummu Khadijah. Semua putri beliau mendapati zaman Islam dan memeluk Islam juga ikut berhijrah. Banyak kisah kisah Rasulullah bersama putri beliau yang menampakkan bahwa begitu besarnya cinta dan kasih sayang Rasulullah kepada mereka. Pun begitu sebaliknya.
Terlukis kasih sayang kepada anak-anaknya dalam sabda beliau:

Raihanatun nasyummuha wa rizquha alallaahi” Ia adalah kembang mekar untuk kita cium. Tentang rezekinya, kita serahkan kepada Allah SWT”.

Kemuliaan Ibu

QS. Luqman: 14 menuturkan begitu istimewanya kemuliaan kepada kedua orangtua. Perjuangan seorang ibu yang begitu besar sehingga tidak bisa dibalas jasa-jasanya. Seperti hadist Rasulullah yang begitu masyhur, berulangkali menyebutkan bahwa orang pertama yang menjadi tempat kita berbakti adalah ibu. Bagaimana perempuan bisa tidak merasa bahagia atas penghargaan seperti ini.

Hormati Dan Sayangi Mereka

Menghormati dan menyayangi sosok perempuan istimewa, malaikat pertama yang kita temui di dunia ini adalah kewajiban mutlak yang mesti kita tunaikan.  Bukan hanya ibu kandung, beberapa sosok perempuan yang juga mesti kita hormati dan sayangi adalah ibu yang menyusui kita (Ibu susuan), saudara perempuan dari ibu, Anak perempuan dan juga  saudara perempuan.

Kisah Adam Dan Hawa

Di dalam tiga agama yaitu yahudi, kristen dan Islam terdapat kesamaan tentang asal usul nenek moyang manusia yaitu Adam dan Hawa yang diberi Allah kediaman di tempat mulia yaitu surga And.  Namun  terkait kelanjutan kisahnya terdapat beberapa perbedaan, kitab kejadian lama memandang bahwa yang salah adalah istrinya karena perempuan ialah jenis manusia lemah dan lekas terpedaya begitu juga dalam perjanjian baru yang menyebutkan bahwa yang salah adalah yang perempuan. Sedangkan dalam Al-Quran memperlihatkan pribadi dari seorang laki laki berakal yang telah menerima janji dan mengikatnya dengan Allah SWT. Dalam ayat di Al-Quran dinyatakan dengan tegas bahwa yang mendurhakai Allah SWT adalah Adam sebab dia tidak sanggup mengendalikan diri ketika tipu daya datang. Dia pun tidak sanggup mencegah istrinya. Namun jalan keluar ditunjukkan Allah SWT kepada mereka yang benar benar menyesal akan kelalaian tersebut yang terabadikan dalam QS. Albaqarah : 37. Allah SWT menerima tobat mereka dan memberinya petunjuk serta tugas memimpin.

Lebih Mulia Dari Bidadari..

Rasulullah SAW memberi peringatan kepada lelaki yang telah selesai melakukan ijab qabul dengan wali si perempuan agar berlaku baik terhadap istrinya sebab tanggung jawab atas perempuan telah berpindah dari tangan orang tua kepada suaminya.

Ummu salamah, istri Nabi Muhammad SW  pernah bertanya kepada Rasulullah seperti yang diriwayatkan dalam hadist “Manakah yang lebih mulia ya Rasulullah, perempuan di bumi ini atau anak bidadari di syurga? Rasulullah menjawab : Perempuan di dunia lebih mulia dari anak bidadari  laksana lebih mulia pakaian luar dari pakaian dalam  (lihat kitab hadil arwah oleh ibnu Qayyim Al Jauziyyah).

Perempuan dunia akan masuk ke dalam syurga karena amalnya, shalatnya, shalihahnya, kesetiaaanya kepada suami dan pengorbanan untuk anak-anaknya.

Jaminan hak milik

QS. An-Nisaa’ : 7. Dalam peraturan Islam perempuan diberi kebebasan dalam mempunyai hak milik. Harta yang didapatnya bisa berasal dari warisan orang tua, , atau pemberian suaminya dan hadiah hadiah saudaranya.

Pimpinlah mereka I

Qs, An-Nisaa : 34. Tugas laki laki terhadap perempuan “Laki laki adalah pemimpin bagi para perempuan”. Pemimpin yang bertanggung jawab penuh, tentu hanya satu itu adalah laki laki . Cinta dan kasih sayang yang timbul dari pimpinan  yang baik disambut oleh taat dan setia lalu timbullah pribadi yang indah dan istri yang sejati.

Pimpinlah mereka II

Semua orang yang berakal  dan berfikiran cerdas tentu berkeinginan  menegakkan rumah tangga yang bahagia, Tak ada di dalamnya silang selisih. Banyak rumah tangga pecah berantakan karna kenyataan yang berbeda sama sekali dengan yang dicita-citakan. Mulai dari lelaki yang tak pandai mengendalikan atau istri yang tak patuh diatur atau bisa jadi kedua duanya.
Ada perempuan yang mesti dibimbing melalui tiga tingkat perlakuan sesuai anjuran Al-Quran. Pertama ajarilah mereka (dengan kata kata yang halus), jika masih tidak bisa maka wahjuruhunna fil mdhaji’I (berpisah tempat tidur), lalu yang terakhir wadhribuhunna (Pukullah mereka)  dalam hadits Rasulullah juga dijelaskan terkait aturan memukul  yaitu : Sediakan makanannya, sediakan pakaiannya, dan kalau memukul jangan sekali-kali memukul muka, dan jangan dikatakan dia jelek, dan jangan pisah tidur dari dia kecuali sama-sama dalam rumah artinya jangan memisah keluar rumah.

Para ahli fiqih telah menyatakan pendapat mereka yang menjadi hukum fikih dalam perkara pukul ini yaitu jangan sampai melukai, jangan sampai ada tulang yang patah, jangan sampai meninggalkan parut luka, dan hendaklah menjauhi memukul muka sebab muka adalah himpunan kecantikan .

Dikatakan bahwa hendaknya memilih yang lebih ringan terlebih dahulu yakni memberikan pegajaran, lalu meningkat lagi jika itu sudah tidak mempan. Dan cukupkan sampai disitu jika sudah selesai.
Bila istri patuh dan setia, Allah SWT berfirman agar jangan kamu cari cari jalan untuk berlaku yang tidak wajar.

Pandangan Kaum Orientalis

Kaum orientalis memandang bahwa perempuan tidak ada hak sama sekali mendapatkan warisan . Yang berhak hanya anak laki-laki jikapun anak perempuan diberi itu hanya belas kasihan saja. Mereka selalu mendengungkan bahwa hukum faraidh Islam tidak adil sebab pembagian untuk laki laki lebih banyak dua kali pembagian perempuan. Padahal dalam aturan undang undang manapun belum ada yang mempunyai peraturan pembagian waris yang sejelas Islam.

Pekerjaan para orientalis pun berhasil. Di zaman sekarang, sudah mulai ada gejala gejala timbul di kalangan calon calon sarjana muslim, mereka yang tadinya diharapkan oleh masyarakat Islam akan membela Islam, dengan bangganya mencela segala yang berbau arab, tutur buya Hamka

Hak Hak Istimewa Perempuan

Pertama, Syiqaq (apabila berselisih antara suami istri, maka hendaklah ada juru damai antara keduanya terutama dari keayrga lalu dicari jalan/langkah yang terbaik)
Khulu’ yaitu istri meminta dengan jalan damai untuk berpisah dari suami.
Ketiga, perempuan berhak atas dirinya. Tentang yang menentukan siapa yang akan menjadi jodohnya, perempuan berhak atas dirinya.
“Dari Abdullah bin Abbas Ra, berkata Rasulullah SAW : Perempuan yang telah janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya dan perempuan yang masih perawan diminta izin dari dirinya da izinnya ialah diamnya (HR. Annas’I, At Tirmdzi, Imam Ahmad, Muslim, dll)

*********
Terakhir, kesimpulan yang bisa saya tarik dari buku ini ialah bahwa sejatinya perempuan  sudah dimuliakan Islam dari sejak dulunya. Bukti sejarah telah terang menjelaskan terkait hal ini. Adapun tantangan kita di masa sekarang (bahkan sejak beberapa dekade lalu, termasuk di masa Buya Hamka, sehingga beliau melahirkan tulisan tulisan ini) Isu feminime (gerakan perempuan) yang digaungkan di Barat menyerang Islam dengan alasan bahwa Islam menindas kaum perempuan. Argument ini dinilai sangat lemah karena jauh berabad abad sebelum gerakan ini lahir, Islam telah memuliakan perempuan..

Bersyukurlah wahai para wanita 😊
Alhamdulillah..


💞Murdianti Lusi💞








Tidak ada komentar:

Posting Komentar