adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

9 Feb 2018

Kebetulan yang sebenarnya Takdir..


Ini adalah sekilah kisah perjalanan dan pengalaman saya selama kuliah.
Hasil gambar untuk kebetulan adalah takdir
******
 Agustus 2016..
          Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa aktif semester 4 di salah satu perguruan tinggi di kota Pontianak, lebih tepatnya IAIN Pontianak. Satu-satunya Perguruan tinggi Agama islam negeri di provinsi ini. Beruntung rasanya bisa menjadi bagian darinya. Bersyukur juga sudah 2 tahun merangkai cerita “cinta” disini.

          Cinta yang  dimaksudkan  disini bukanlah cinta yang awam orang-orang maknakan dengan cinta kepada lawan jenis, tapi suatu jenis “cinta”  yang lebih menarik dari sekedar pacaran.Jauh sekali dari kamus hidup saya dan merugi rasanya hidup ini jika perjalanan indah kuliah harus  dilewati dengan sesuatu seperti itu. Ini adalah bagian dari prinsip , bahwa waktu kuliah akan saya habiskan dengan hal-hal yang bermanfaat, dengan sesuatu yang bisa menambah kapasitas diri sang pembelajar ini.  Bukan bermaksud merendahkan orang-orang yang tak satu prinspip, tapi ini komitmen diri. Tolong mengerti J
          Cinta yang disebut sebagai rangkaian indah disini adalah Kebersamaan dengan sahabat-sahabat yang mempunyai prinsip dan harapan yang sama. Prinsip untuk menjaga dan menyibukkan diri dengan sesuatu yang penuh manfaat dan  sesuai dengan aturan islam.  Juga harapan, Harapan untuk menjadi insan yang lebih baik. Bukan berpura-pura baik ataupun merasa paling baik. Karna kami hanyalah debu kotor yang ingin berusaha menjadi suci.
          Saya akan flashback memperlihatkan kilas balik diri ini pada potret  masa lalu, saat pertama kali melangkahkan kaki ke kampus ini.
          “ Seorang remaja putri memasuki gerbang kampus  dengan langkah gontai. Tidak ada yang terlihat special darinya, hanya muka bingung yang ditunjukkan wajah itu sedari tadi. Gusar, seperti ingin bertanya . Tapi tidak ada suara yang keluar dari pita suaranya. Penampilannya sama seperti teman-teman lainnya yang sibuk mengantri di depan bank kampus ini. Celana kain hitam, baju kemeja, kemudian jilbab pendek yang bagian ujungnya disemat bros tepat di pundaknya. Penampilan khas remaja saat ini.
            Hari ini adalah  Hari pertama di bulan agustus ,  hari pertama juga mahasiswa baru untuk melakukan daftar ulang perkuliahan, mungkin hari pertama juga bagi remaja putri itu menjejakkan kakinya di kampus ini”

          “Remaja Putri” yang dimaksudkan disitu adalah saya sendiri. Itu adalah gambaran 2 tahun yang lalu, saat saat saya  berusia 17 tahun. Remaja “konvensional”, remaja yang sama dengan remaja-remaja pada umumnya, remaja puber yang masih melakukan sesuatu seenaknya. Dari segi penampilan, pembawaan, dan semuanya, Termasuk lebih mementingkan sesuatu yang sifatnya bersenang-senang dan kurang memperhatikan orang lain. Apalagi umat ini, tak pernah saya bermimpi bahwa setelah cerita tadi akan banyak “kebetulan-kebetulan yang akan saya jumpai selama di kampus ini”
          Kebetulan yang pertama adalah. Kebetulan, waktu SMA itu saya punya sahabat dekat yang beberapa bulan terakhir memutuskan berjilbab lebar, Alhamdulillah. Setelah keputusannya itu, dia sering menjadi bahan pembicaraan di kamar (karna kami katu kamar/satu asrama).. dan salah satu subjek yang sering  nimbrung dalam pembicaraan rahasia itu (read: gossip) adalah saya sendiri. Dulu , kalau ada hal-hal yang aneh atau tidak aneh sekalipun, pasti jadi ramai kalau udah yang namanya di kamar asrama (banyak godaannya kalau di asrama). Mengapa dia( sahabat saya) sering dibahas? karna rupanya berubah karna disuruh oleh pacarnya..
          Namun, apapun itu saya sangat sangat dan sangat menyesal pernah melakukan hal itu kepadanya. Karna sebenarnya itu bukan urusan saya (dulu belum sadar :3) “ dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-ngolokkan) perempuan lain, karna barangkali perempuan-perempuan (yang diolok) lebih baik dari perempuan-perempuan (yang mengolok).. (Qs. Al-Hujurat : 11) Astaghfirullahal aaziim, nauzubillahi min dzalik, semoga tidak terulang.
          Beberapa bulan setelah itu, kami berpisah karna sudah tamat masa belajar SMA. Alhamdulillah setamat SMA dia memutuskan menikah, dan saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah.
          Sebelum aktif belajar perkuliahan, di kampus  ada yang namanya OPAK (masa orientasi bagi mahasiswa). Nah, pada saat pertama kali akan diadakannnya OPAK (read: tehnical meeting OPAK) saya mampir di salah satu stand yang kakak-kakak penjualnya memakai jilbabnya lebar semua dan tidak diangka-sangka mereka itu ramah sekali. Senang rasanya melihat mereka. Terlihat di fikiran pada saat itu “SAYA INGIN SEPERTI MEREKA”.
          Sebenarnya, dari awal setamat SMA sebelum kuliah setelah melihat sahabat berubah. Dalam hati ada keinginan untuk ikut. Tapi belum tergerak juga untuk merealisasikannya. Salah satu faktornya adalah malu. Malu jika saat sudah berjilbab lebar, tapi kelakuan masih sama (jangan ditiru J)
           Nah “KEBETULAN”, kebetulan pada saat itu saya sudah punya “niat” dan kebetulan ketemu kakak-kakak itu yang mungkin saja mereka bisa membantu saya.. KEBETULAN yang sebenarnya bukan kebetulan., Inilah takdir… Mereka membantu saya berhijrah, membantu saya memasuki dunia dakwah yang sekalipun tak pernah terbesit di fikiran maupun hati. Mereka adalah kakak kakak di “LDK MATIMSYA”. Inilah hidayah, dan saya bersyukur telah Allah jumpakan dengan mereka. Terima Kasih kakak kakak ku. Semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu.
          “KEBETULAN” yang kedua adalah saya tinggal di kost yang juga ada kakak-kakak berjilbab lebar. Kakak itu ramah sekali, (Kak Rabiatul Adawiayah red kak wia, **jadi rinduu) beberapa hari kenal kali sudah akrab. Dia sering bertanya tentang kegiatan saya di kampus, ingin masuk organisasi apa, dll. Pada saat itu saya bilang bahwa belum masuk organisasi manapun karna takut. Takut “sesat” **(serius)..
          Setelah kegiatan opak selesai, kami ada masa JEDA sebelum perkuliahan. Selama itu pula saya sering bertemu dan mulai bergaul dengan kakak dari LDK. Salah satu kakak tadi mengajak saya untuk mengikuti pelatihan. “TRAINING KEPEMIMPINAN” katanya. Karna saya pikir itu dari LDK, akhirnya saya iyakan..
          Pelatihannya itu diadakan di ujung minggu. Saya dijemput dan beberapa perlengkapan  dibawakan si kakak  jadi tidak ada alasan untuk membatalkan rencana. Walaupun belum tau pelatihannya itu akan seperti apa, tapi saya tetap mengikuti ,  hitung-hitung untuk menambah pengalaman.
          KEBETULAN dan tanpa di sangka-sangka, kakak berjilbab lebar yang disebelah kamar saya itu ternyata ada di lokasi kegiatan pelatihan. Rupanya dia bertugas sebagai panitia, bukan dari IAIN melainkan UNTAN. Kegiatannya sama, organisasinya sama, kampusnya saja yang berbeda.
          Pada saat itu saya baru tau, bahwa saya akan satu organisasi dengannya. Dan Ternyata pelatihan itu adalah  “Daurah Marhalah 1” dan Organisasi ini adalah KAMMI (Kesatuan mahasiswa muslim Indonesia), nama organisasi yang masih asing ditelinga.
          Jujur, pertama saya tersesat disini. Tapi setelah menjalaninya dan  dekat dengan orang-orangnya, untuk pertama kalinyanya saya merasa  betah ditempat tersesat dan saya merasa tak ingin beranjak dari sini. Inilah KEBETULAN, rekayasa Allah begitu indah.


“Dimanapun kau melabuhkan hati dan cintamu untuk berjuang, ingatlah untuk senantiasa meniatkannya demi kebaikan “
**Murdianti Lusi**





Tidak ada komentar:

Posting Komentar