adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

3 Jul 2021

Tentang Buku

Juli 03, 2021 0 Comments

 



Buku,

Ngeliatnya aja tuh udah senang

(diliatin doang kagak dibaca? ) hihi🤭

Gak dong. Maksudnya dibaca (walaupun bacanya juga pelan-pelan, gak semuanya bisa langsung ditelan 😇)


Pengen cerita dikit pengalaman tentang buku dan membaca.  Waktu SD saya mulai suka ke perpustakaan sekolah karna bukunya banyak dan di sana saya bisa mengisi waktu istirahat (Apalagi pas gak bisa jajan ya 😃). Jadi udah senang buku dan perpustakaan itu waktu SD. 


Berlanjut ke SMP. 

Waktu SMP jadwal sekolah kami itu siang sampai sore. Masuknya jam 1 siang pulangnya jam 5 sore. Jadi waktu untuk istirahatnya pun singkat, hanya 30 menit. Itupun karna istirahat shalat ashar. Kalau ada sedikit waktu lebih setelah shalat, seringnya kami gunakan untuk ke kantin sebentar😁. 

Otomatis waktu untuk berkunjung  ke perpustakaan itu bisa dikatakan sangat sangat kurang.


Tapi jaman SMP saya tetap suka baca di rumah. Karna bisa pinjam buku cerita milik tetangga. Ceritanya tetangga saya itu punya anak yang kuliah di Pontianak, nah pada saat liburan dia sering tuh bawa buku-buku. Beberapa buku tulis dia bagikan dengan kami yang masih sekolah, sedangkan  buku-buku cerita serta majalah-majalah Islam (waktu itu ada Sabili, Ummi, An-Nida dan lain-lain) dia pinjamkan untuk kami

Masya Allah baik sekali ya. Terima kasih tetanggaku 😊🙏


Pada saat SMA. Saya melanjutkan SMA ke Singkawang. SD dan SMP kan di Sambas. Nah di kota ini semangat membaca rasanya lebih besar lagi. Ada fasilitasnya dan ada waktu yang diluangkan untuk membaca. 

Walaupun tinggal di asrama, itu tidak mengurangi semangat untuk rajin meminjam buku ke perpustakaan. 


Pada saat itu tempat yang paling sering saya kunjungi untuk mendapatkan buku bacaan adalah perpustakaan kota. Waktu itu masih suka banget sama novel, hehe. Jaraknya bisa dikatakan "lumayan lah yaa" dari asrama sekolah saya. Apalagi pada jaman itu anak rantau tidak punya kendaraan. Jangankan motor, sepeda aja gak punya. 


"Jadi, perginya pake apa?" 

"Ya jalan kaki"


Anak Singkawang pasti tau lah ya selumayan apa jarak dari asrama Yasti jl. RA Kartini ke perpustakaan kota yang dulu masih di depan Taman Burung kalau dilalui dengan jalan kaki, siang siang lagi. Namun dengan jarak yang lumayan itu entah kenapa tetap aja semangat. Bukannya capek malah senang😃. Alhamdulillah saya tidak sendirian. Saya punya seorang sahabat setia yang rajin juga ke perpus. Namanya Yuyun.  Kami berdualah yang selalu ke sana.


Untuk ke Perpustakaan, kami juga harus merelakan jam tidur siang. Pulang sekolah jam setengah 2. Tiga puluh menit jadwal ngantri makan siang. Jam 2 sampai jam 3 itu harusnya waktunya istirahat karna sore setelah ashar pasti ada kegiatan ekstrakurikuler lagi di Asrama. Rutinitas jalan kami ke perpus kota ini bisa kami lakukan 2 sampai 3 kali dalam seminggu.


Aturan di puskot adalah peminjaman setiap kedatangan itu maksimal 2 buku. Jadi sebelum dikembalikan harus dibaca tuntas dulu. Kalau gak, kan rugi ya udah jalan jauh-jauh bacanya gak selesai pula. Ckck Kadang kami berdua juga tukaran buku yang udah dipinjam. Gantian bacanya. 

Pokoknya seseru itu kenangan tentang buku pada jaman SMA. 😘


Namun ada satu hal yang tidak pernah saya lakukan ketika SD-SMA. yaitu membeli buku atau ke toko buku. Kecuali buku pelajaran yang diwajibkan sekolah😌. 

Kenapa? Yah mungkin karna belum mengerti arti pentingnya punya buku sendiri. Atau alasan lain yang lebih logis adalah gak punya uang buat beli buku. Kalau pun ada uang pasti digunakan untuk hal lain. Bukan  buat beli buku.😁 


Makanya pada saat kuliah. Awal awal bisa punya uang sendiri dari ngajar les walaupun gak besar. Saya belajar nyisihin uang sedikit-sedikit buat beli buku. Misal bulan ini beli buku. Bulan depan nggak. Bulan selanjutnya baru beli lagi. Ya bisa dikatakan 2 bulan sekali. Atau kalau punya rezeki lebih, beli. Kalau ada bazar buku datang  kan biasanya harganya juga miring. Namun tentu saja itu dulu,  karna sekarang udah jarang. Makanya kemarin mulai nyicil beli buku lagi. 🥺


Jadi begitulah pengalaman saya tentang buku.

Jujur, saya itu kagum sekali dengan teman-teman yang rajin baca buku. Kalau diskusi, tampil di depan umum, ataupun menulis; mereka akan punya banyak referensi. Menurut saya mereka itu orang-orang keren👍. 


Yang tidak kalah keren juga adalah teman-teman kita pejuang literasi yang mewakafkan sebagian waktunya untuk mengajar adik-adik di pedesaan ataupun daerah tertinggal dengan buku-buku. Membuat perpustakaan di sana, menyumbangkan dan menyalurkan buku untuk teman-teman di daerah juga. 

MasyaAllah, Semoga suatu waktu saya bisa seperti itu. Aamiin.. 



Tetap semangat membaca.. 

Jangan pernah bosan untuk belajar terutama baca buku. Kemarin saya baca tulisan salah satu teman katanya "Untuk jadi penulis setidaknya kita udah baca 1000 buku". Duh, tamparan sekali buat saya. Jangankan 1000 buku, beberapa buku yang udah dibeli masih banyak yang belum dibaca 🥺. 


Mungkin hari ini tangan kita lebih sering bersentuhan dengan handphone. Syukur-syukur kalau masih bisa baca buku lewat handphone. Namun apapun itu, kembali lagi pada pilihan diri kita masing-masing. Apa yang mudah, itu yang kita ambil. Apa yang menjadi tujuan itu yang kita tempuh. 


Teman-teman,  doa saya untuk kita semua. 

Semoga kita termasuk Insan yang selalu berzikir dan berfikir. Karena sejatinya buku adalah jalan menuju ilmu. Dan ilmu itu adalah washilah (jalan) untuk semakin mendekatkan diri kita kepada Allah. Semakin banyak ilmu harusnya  semakin bertambah Iman seorang hamba. Semakin dekat pula ia dengan Sangat Pemilik Ilmu, Yang Maha Tahu😊🙏. 

Wallahu a'lam 🙏

******

My book♥️