adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

25 Feb 2018

Salon Kepribadian “Jangan Jadi Muslimah Nyebelin” (Review Buku)

Februari 25, 2018 0 Comments

Setelah sebelumnya menuliskan review buku karya Buya Hamka yang saya  baca, lalu berkesempatan juga untuk membedahnya meskipun itu  jauh dari kata sempurna atau "mungkin"  belum secara keseluruhan point yang disampaikan penulis turut  saya sampaikan pula saat acara bedah bukunya dikarenakan keterbatasan waktu dan kemampuan saya (.  Namun apapun itu, saya selalu berikhtiar ingin membagi yang saya baca kepada teman teman sekalian. Barangkali saat bedah buku yang saya lakukan kemarin, banyak yang  belum berkesempatan mendengarnya. Oleh karena itu, saya menuliskannya dalam bentuk review singkat ini.
Kali ini izinkan saya  kembali berbagi tentang buku yang saya bedah untuk kali kedua (mewakili IRC di Radio Mujahdin pada 17 Februari lalu). Buku yang berjudul “Salon Kepribadian, Jangan Jadi Muslimah Nyebelin” karya Mbak Asma Nadia ini merupakan salah satu buku favorit saya karena tampilannya yang  menarik serta bahasanya yang ringan dan mudah dipahami, namun sangat menyentuh sebab berhubungan langsung dengan kehidupan sehari hari.

Judul Buku :“Salon Kepribadian, Jangan Jadi Muslimah Nyebelin.
Penulis : Asma Nadia
Penerbit : AsmaNadia Publishing House
Jumlah halaman : 305 halaman

Dari judulnya saja mungkin sebagian orang sudah terpikat bahkan sebelum lebih jauh membuka isinya. Saya adalah salah satu yang terpikat olehnya.  Ternyata buku ini merupakan salah satu buku nonfiksi terlaris di tanah air (best seller). Menjadi buku bacaan muslimah dan sebagai buku muhasabah setiap hari.

Pepatah : “Semut di seberang lautan tampak, gajah di depan mata tidak tampak”, sebenarnya merupakan ledekan yang luar biasa benar. Karakter manusia memang jauh lebih mampu menangkap, melihat dan memerhatikan apa yang ada diluar ketimbang ayang ada pada dirinya sendiri. (Asma nadia)

Bukannya muslimah apalagi jika sudah berkerudung, identik dengan pribadi yang anggun yang menebar kesejukan pada sekitar?. Meskipun seharusnya hanya menjadi sumber kebaikan, coba lihat kiri kanan, atau tatap bayangan di cermin. Jangan jangan muslimah nyebelin yang butuh di rehab itu kita sendiri . (Asma nadia) :’(

Jadi sebenarnya buku ini memang hadir untuk membantu kita agar lebih serius membenahi diri. Karna Mbak Asma Nadia dalam bukunya ini juga menampilkan berbagai komentar yang disampaikan masyarakat umum hingga aktivis dakwah dengan sejujurnya terkait pendapat mereka ketika berinteraksi dengan beberapa muslimah yang ditemuinya.
Ada 5 bab yang berisi point penting permasalahan (dari berat sampai ringan) yang disampaikan Mbak Asma Nadia melalui bukunya ini. Ditambah 3 bab yang berisi nasehat dan saran saran beliau kepada para muslimah.

*********

Pada pengantarnya, penulis menyampaikan bahwa jika ada pertanyaan “Memangnya ada muslimah nyebelin”? Yups, ternyata ada. Meskipun harapannya adalah muslimah menjadi sosok yang menyejukkan, membawa kedamaian, bukan malah membuat tidak nyaman orang lain. Namun, kita tidak bisa memungkiri bahwa bagaimanapun muslimah juga manusia dan manusia adalah tempatnya salah dan lupa. Lalu mengapa kemudian yang disoroti adalah muslimah? Bukan orang umum? Karena, muslimah dengan kerudung dan aktivitas keislamannya punya sosok manis dan kewibawaan yang harus dilindungi sebab orang akan menilai Islam dari pengikutnya (salah satunya adalah para muslimah)..


******************
Adapun 5 bab yang menjadi bagian penting point yang dipaparkan penulis ☺️

Pertama : Yang Remeh yang mengganggu!
Pada bagian ini Mbak Asma menuturkan tentang hal yang barangkali kita anggap sebagai sesuatu yang remeh, tapi rupanya mengganggu  atau membuat tidak nyaman orang lain.  Apa saja  itu?  Yang pertama adalah bau keringat (perhatikan jika selama ini orang orang tidak betah berada dekat dengan kita, barangkali karna kita punya masalah ini. jikapun iya, harusnya ini segera diatasi (), selanjutnya adalah bau mulut, rambut, bau tangan, dan bau-bauan lain seperti angin dan kaus kaki.
     Hal-hal yang mungkin dianggap sepele ini hendaknya sebisa mungkin kita atasi 😄

Kedua : Nggak Indah di mata, duh jangan deh!
Nah, bagian ini lebih menyoroti terkait penampilan muslimah. Banyak muslimah yang tidak peduli sama penampilan. Menganggap yang penting “hati”nya. Pendapat seperti ini sebetulnya tidak salah, tapi jadi tidak tepat karena kita ditakdirkan hidup bersama orang lain sehingga setiap hari ada mata yang melihat lalu mungkin menilai dengan kacamata masing-masing. Kalau kita terlalu cuek soal penampilan, bukan cuma muslimahnya yang dapat cap jelek, tapi juga Islam. Dan yang disalahin bukan kita, tapi jilbabnya.  Tanggung jawab kita adalah membuat mata mereka terbuka bahwa islam (agama dan pengikutnta) adalah jalan kebaikan.
Beberapa hal  hal yang ternyata dianggap kurang indah dan bisa merusak pemandangan orang lain diantaranya :
🗣️ Sekitar wajah seperti wajah yang kurang dibersihkan, sisa makanan yang terselip di sekitar gigi, bibir pecah-pecah, bulu hidung dan juga tampang bete yang terkadang kita tampilkan.
🗣️ Serba serbi penampilan: mulai dari warna busana yang dikenakan kurang sesuai, corak busana , benang benang berkeliaran, ataupun baju yang sebenarnya sudah tidak sesuai kita gunakan lagi.

Ketiga: Muslimah nyelekit ..
Sesudah penampilan yang bersih dan rapi, rupanya ada hal yang juga sangat penting kita perhatikan yaitu lisan kita. Barangkali banyak hati yang patah dan terluka hanya gara gara komentar kita yang asal meluncur tanpa difikirkan :’( :’( :’(
Hal yang barangkali tidak sepenuhnya kita sadari seperti merusak kegembiraan teman dengan celetukan kita yang asal, mencela/ menghina, gosip, kalau bicara tidak mau kalah  dan selalu meninggi, bicara tidak melihat sikon, banyak bertanya, celetuk yang bikin malu (misalnya bilang teman gendutan di depan umum), bercanda pada kelemahan/ kekurangan orang lain, komentar yang menuduh, senang membanding-bandingkan, serta terkadang SKSD dengan yang baru dikenal.

Keempat : Your Attitude gals!
Penulis kembali mengingatkan bahwa sikap dan akhlak merupakan aktualisasi utuh fikiran serta hati kita. Semuanya tercermin disini. Rupanya diantara poin poin yang membuat orang lain sebel, porsi sikap ini adalah porsi yang paling tinggi tingkatannya.  Beberapa bagian penting yang dituliskan mbak Asma diantaranya:
Jangan Asal Jaiz (Jaga Izzah)
Disini penulis memulai dengan memaparkan sebagian pengalamannya saat masa kuliah. Beliau selalu diingatkan untuk jaga Izzah (kewibawaan). Kita sepakat bahwa para muslimah memang mesti menjaga Izzahnya mulai dari betutur, bersikap, dll terutama terhadap lawan jenis. Tapi kalau terhadap sesama muslimah, mengapa harus menampilkan wajah yang berbeda? Lebih alim, kelihatan lebih berilmu, mungkin tidak sepenuhnya salah. Tapi haruskah lebih dingin, eksklusif dan tidak hangat, hingga menimbulkan jarak antara yang berkerudung dengan yang tidak, antara “akhwat senior dan akhwat junior?”.
Ada beberapa muslimah yang menyengajakan diri jaiz, namun karena lebih salah persepsi, jadi bukan bermaksud minta disegani atau apa. Tapi mengira bahwa seharusnya begitulah muslimah:  anggun pendiam dan cool. Tidak ada yang salah dengan being cool, tapi bukan berarti harus mengubah kepribadian apalagi kalau kepribadian itu tidak bertentangan dengan Islam misalnya muslimah yang ramah dan ceria :D..
Siapa bilang muslimah harus pendiam, yang penting muslimah itu harus sholihah sementara sholihah punya banyak cara.  Siapa tahu dengan sikap riang, ekspresif, ketulusan dan empati serta kehangatan yang kita tampilkan lewat canda malah membuat kita lebih dekat dengan sekitar yang notebane merupakan objek dakwah.
Selain jaga Izzah sikap lain yang juga haris kita perhatikan ialah seperti jangan  suka ikut campur, jangan lelet, jangan jorki, jangan Pe ka es  alias tidak peka situasi, jangan eksklusif (antisosial, berteman hanya dengan orang tertentu atau satu organisasi), jangan suka mengeluh, jangan mengatakan dengan mudah “Aku tidak bisa (diicoba aja dulu), jangan kuper (suka ketinggalan informasi), jangan jadi muslimah tukang dandan, bigboss, penggoda, mental gratisan , pemaksa kehendak, , kaku, miss judge (suka menjustifikasi semau hati) dan juga menyebalkan.

   Semoga kita segera berbenah lebih baik yaa. Aamiin 😂

Kelima : Moment Ibadah Yang Jadi Meresahkan..
Mungkin kita tidak percaya atau tidak menyadari bahwa beberapa moment yang kita lakukan untuk ibadah ternyata bisa membuat ketidaknyamanan bagi orang lain.  Mulai dari moment wudhu seperti : saling dorong mendorong (apalagi kalau antrian panjang dan waku mepet), menghalangi orang lain berwudhu  (misalnya dengan menggantung kaus kaki di salah satu keran sehingga orang lain tidak bisa menggunakannya untukk wudhu), berlama lama wudhu, alas kaki (sepatu/sandal) disambar orang.
Ataupun moment shalat seperti : shaff yang renggang dikarenakan tidak ada yang mau mengisinya (padahal saat shalat shaff haruslah rapat (), gara gara sajadah jumbo (biasanya ibu ibu yang bawa sajadah pribadi ke masjid, masing masing ingin sujud diatas sajadahnya sehingga shaff yang mestinya muat 10 orang hanya muat 5 orang), tek-tekan shaff (booking tempat untuk orang lain yang beum datang), tunjuk tunjukan imam (kadang lebih lama tunjuk tunjukannya daripada shalatnya), barang barang pribadi kita yang terkadang sembarangan diletakkan seperti tas, kacamata, dll,.
Harus kita perhatikan juga tentang  kepedulian dengan fasilitas umum (mukena milik umum yang sering kita gunakan), mengamankan ponsel saat shalat, tidur tiduran di musholla (apalagi jika mushollanya kecil, usahakan agar tidak mengganggu orang yang akan beribadah) , posisi kita, atau kadang waktu berdoa  dan dzikir kita yang berlama-lama sedangkan banyak yang mengantri untuk menggunakan mukena, juga kita yang biasa mengobrol saat pengajian/ceramah. Banyak sekali hal yang disoroti oleh penulis yang terkadang alpa dan sering kita lakukan.
Saran dan nasihat bernas juga disampaikan penulis di bagian akhir tulisan beliau. Seperti hendaknya kita selalu bersih saat ibadah,  dan ketika menyampaikan tausiyah hendaknya: mengikhlaskan niat, memperhatikan karakter yang dinasehati, menggunakan cara  yang tepat, timing yang pas , skala prioritas, jangan jadi tukang ngatur, menjaga suara, dll.

********
Akhirnya, closing statement yang dapat saya berikan tentang buku ini adalah buku karya Mbak Asma Nadia ini sangat bagus sekali untuk mengingatkan kita kembali bahwasanya mungkin banyak sesuatu yang kita anggap biasa dan akhirnya menjadi kebiasaan yang  hal tersebut rupanya membuahkan ketidaknyamanan pada orang lain. Mudah mudahan koreksi dan juga saran yang dituliskan mbak Asma Nadia melalui bukunya ini bisa bermanfaat dan menjadi perbaikan diri untuk kita para muslimah ke depannya agar kita terus menjadi sumber kebaikan dan agen dakwah yang disenangi mad’unya dimanapun kita berada.
Aamin Ya Rabbal aalamiin

💕Murdianti Lusi💕

23 Feb 2018

Review Buku "BUYA HAMKA BERBICARA TENTANG PEREMPUAN"

Februari 23, 2018 0 Comments

Assalamualaikum wr wb. Izin, kali ini saya akan  mereview buku yang beberapa waktu lalu pernah saya bedah di salah satu stasiun radio Kota Pontianak  yaitu Radio Mujahidin (105,8 FM) dalam acara I Love Books.

Pada saat itu agenda bedah buku ini menjadi rangkaian acara IRC Road to Prestasi  (IRC👉Intellegent Reading Community atau Komunitas Membaca Cerdas). Agendanya antara lain adalah mengadakan lomba ke beberapa panti di kota Pontianak. Adapun kategori yang dilombakan ialah lomba membaca lalu direview kembali dan menulis surat cinta untuk ibu oleh anak panti tingkat SD SMP dan SMA.

Pemenang lomba menulis surat cinta ini kemudian diminta membawakan isi surat cinta untuk ibunya itu mengudara di radio juga. Kebetulan panitia yang diminta mendampinginya adalah saya, sekaligus membedah salah satu buku yang temanya tidak jauh jauh dari sosok ibu ataupun terkait perempuan.

Ini merupakan pengalaman pertama saya siaran di radio. Meskipun untuk bedah buku di lain tempat  pernah saya lakukan beberapa kali.  Akhirnya saya memutuskan untuk membedah buku karya Prof. Dr.Hamka atau yang sering kita panggil dengan Buya Hamka dengan judul “Buya Hamka Berbicara Tentang Perempuan”. Salah satu buku karangan beliau yang menjadi deretan bacaan di lemari mungil saya.

Baiklah, kita akan masuk ke point-point yang beliau sampaikan di buku ini. Namun sebelumnya saya akan memaparkan terlebih dahulu terkait tampilan dan sesuatu yang berkaitan dengan kehadiran buku ini.

 Jadi, buku bercover hitam dan memuat gambar sang penulis sedang tersenyum ini berjumlah 134 halaman ditambah 6 halaman di bagian paling depan. Diterbitkan oleh Gema insani  pada oktober 2014/dzulhijjah 1435 H.  Buku ini pada mulanya adalah tulisan bersambung Buya Hamka di majalah Panji Masyarakat  yang terbit pada tahun 1990an. Namun karena banyaknya saran dan permintaan dari pembaca untuk membukukan tulisan ini  dan hebohnya pembahasan RUU perkawinan di Indonesia pada tahun tersebut menjadi beberapa alasan diterbitkan buku ini oleh penerbit “Pustaka Panji Mas” pada tahun 1996 untuk menjelaskan yang sebenarnya.

Titik penting yang ditekankan pada buku ini adalah uraian bahwa justru perempuan sangat dimuliakan dalam Islam ditengah kondisi perkembangan zaman dan lajunya arus teknologi informasi yang membuat isu feminisme dan pandangan tentang perempuan dalam pandangan Islam semakin mencuat lalu berujung pada perang pemikiran terkait isu perempuan dalam Islam sendiri.

Hal ini kemudian dipaparkan secara apik dan argumentatif oleh Buya Hamka dalam 14 Bab yang menjadi point utama buku ini. Adapun point point penting itu yakni :

**********

Perempuan Juga Dimuliakan,,
Paragraf pertama diawali dengan salah satu Ayat Al-Qur’an yaitu QS. An Nisaa’: 1 yang menerangkan bahwasanya asal usul kejadian manusia adalah satu yaitu Nabi Adam yang kemudian untuknya Allah SWT ciptakan Hawa hingga akhirnya melahirkan manusia dari jenis laki laki dan juga perempuan. Ayat ini juga berisi anjuran kesadaran diri agar hidup didasarkan takwa kepada Allah SWT. Didalam ayat ini dipadukan antara laki laki dan perempuan serta dikatakan bahwa meskipun mereka terpisah  hakikatnya mereka adalah satu.

Saat ayat ini diturunkan di tengah kondisi jahiliyah  bangsa Arab kala itu, ini menjadi alasan kuat para wanitanya kembali mendapatkan  harga diri mereka. Ayat pertama dari surah An-Nisaa’ ini hanyalah salah satu dari sekian banyaknya ayat yang mengistimewakan kaum perempuan . Bahkan dari kaum perempuan ada yang menjadi pelopor keimanan serta beberapa dari perempuan kemudian diabadikan nama dan kisahnya oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Kesimpulannya, surah-surah yang membicarakan perempuan, rumah tangga, juga aturan hidup rupanya memberikan kesan yang dalam sekali pada jiwa perempuan bahwa mereka tidaklah disia-siakan (dipandang rendah). Mereka dipandang sebagai bagian yang sama pentingnya dengan laki laki dalam perjuangan. Masih ingat syahidah pertama yang rela mati demi mempertahankan keimanan dan keIslamanya? Benar, Beliau adalah seorang perempuan yang bernama Sumayyah atau Ummu Yasir .

Penghargaan Yang Sama

Qs. At Taubah : 71-72 berisi tentang jaminan dan kedudukan yang sama antara mukmin laki laki dan perempuan di hadapan Allah SWT. Mereka punya tugas bersama yang dihadapi yaitu Amar Ma’ruf, Nahi Mungkar serta menjalankan perintah syariat. Ba’dhuhum auliyaa’u ba’dhin :

“Sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain”. Saling menjaga, saling membela, saling menyemangati begitulah yang harusnya kita lakukan sehingga bukan mukmin laki laki saja yang dapat menaikkan derajat keimanannya, melainkan juga mukmin perempuan.

Pembagian Tugas

Hak dan kewajiban yang sama antara laki laki dan perempuan bukan berarti pekerjaan yang harusnya hanya kuat dipikul kaum laki laki lantas dilakukan juga oleh kaum perempuan. Islam menjelaskan meskipun sama sama memiliki hak dan kewajiban, hendaknya ada pembagian tugas sehingga semuanya akan menjadi harmoni yang berkesinambungan. Seperti salah satu kisah shahabiyah di masa Rasulullah yang mendatangi majelis beliau dan mengatakan :

Ya Rasulullah, aku ini adalah utusan dari perempuan-perempuan dan datang menghadap Engkau . Ini soal jihad, ia diperintahkan Allah SWT kepada laki laki. Jika mereka menang dalam jihad tersebut mereka mendapat pahala dan jika mereka mati terbunuh mereka pun hidup di sisi tuhan dan diberi rezeki sedangkan kami kaum perempuan adalah yang selalu menjaga mereka di rumah tangga. Apa gerangan yang akan kami dapatkan? Rasulullah SAW menjawab : “Sampaikanlah kepada kawan kawanmu sesama perempuan itu jika bertemu, bahwasanya taat setia kepada suami dan mengakui hak suami adalah sama nilainya dengan perjuangan laki laki seperti yang engkau tanyakan. Hanya sayang sekali, sedikit diantara kalian yang patuh mengerjakannya”.

Dia Mendapat Harga Diri 

Padahal apabila seorang dari mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, wajahnya menjadi hitam (merah padam) dan dia sangat marah. Dia bersembunyi dari orang banyak disebabkan kabar buruk yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan atau akan membenamkannya dalam tanah (hidup hidup). Ingatlah, alangkah buruknya putusan yang mereka tetapkan itu”. (QS. An-nahl: 58-59).

Begitulah Al-Qur’an menggambarkan keadaan laki-laki Arab pada zaman jahiliyah terhadap anak perempuan. Sayyidina Umar bin khattab mengatakan “Di zaman jahiliyah, kami tidak memandang perempuan ada dan mereka tidak pernah kami masukkan dalam perhitungan kami”.

Setelah Rasulullah diutus, beliau kritik segala kebobrokan yang ada di masyarakat salah satunya ialah perlakuan terhadap kaum perempuan. Turun wahyu Allah SWT yang mencela keras mengubur anak perempuan hidup hidup.  Ayat ini berpengaruh besar bagi masyarakat Arab terutama yang  telah menyatakan keimanannya dan ketundukannya terhadap Islam. Sejak ayat ayat ini diturunkan, perempuan perempuan Arab mendapatkan kembali kepribadiannya.

Rasulullah SAW dan Putrinya

Beliau mempunyai empat anak perempuan dari pernikahan beliau dengan istri pertama yaitu Ummu Khadijah. Semua putri beliau mendapati zaman Islam dan memeluk Islam juga ikut berhijrah. Banyak kisah kisah Rasulullah bersama putri beliau yang menampakkan bahwa begitu besarnya cinta dan kasih sayang Rasulullah kepada mereka. Pun begitu sebaliknya.
Terlukis kasih sayang kepada anak-anaknya dalam sabda beliau:

Raihanatun nasyummuha wa rizquha alallaahi” Ia adalah kembang mekar untuk kita cium. Tentang rezekinya, kita serahkan kepada Allah SWT”.

Kemuliaan Ibu

QS. Luqman: 14 menuturkan begitu istimewanya kemuliaan kepada kedua orangtua. Perjuangan seorang ibu yang begitu besar sehingga tidak bisa dibalas jasa-jasanya. Seperti hadist Rasulullah yang begitu masyhur, berulangkali menyebutkan bahwa orang pertama yang menjadi tempat kita berbakti adalah ibu. Bagaimana perempuan bisa tidak merasa bahagia atas penghargaan seperti ini.

Hormati Dan Sayangi Mereka

Menghormati dan menyayangi sosok perempuan istimewa, malaikat pertama yang kita temui di dunia ini adalah kewajiban mutlak yang mesti kita tunaikan.  Bukan hanya ibu kandung, beberapa sosok perempuan yang juga mesti kita hormati dan sayangi adalah ibu yang menyusui kita (Ibu susuan), saudara perempuan dari ibu, Anak perempuan dan juga  saudara perempuan.

Kisah Adam Dan Hawa

Di dalam tiga agama yaitu yahudi, kristen dan Islam terdapat kesamaan tentang asal usul nenek moyang manusia yaitu Adam dan Hawa yang diberi Allah kediaman di tempat mulia yaitu surga And.  Namun  terkait kelanjutan kisahnya terdapat beberapa perbedaan, kitab kejadian lama memandang bahwa yang salah adalah istrinya karena perempuan ialah jenis manusia lemah dan lekas terpedaya begitu juga dalam perjanjian baru yang menyebutkan bahwa yang salah adalah yang perempuan. Sedangkan dalam Al-Quran memperlihatkan pribadi dari seorang laki laki berakal yang telah menerima janji dan mengikatnya dengan Allah SWT. Dalam ayat di Al-Quran dinyatakan dengan tegas bahwa yang mendurhakai Allah SWT adalah Adam sebab dia tidak sanggup mengendalikan diri ketika tipu daya datang. Dia pun tidak sanggup mencegah istrinya. Namun jalan keluar ditunjukkan Allah SWT kepada mereka yang benar benar menyesal akan kelalaian tersebut yang terabadikan dalam QS. Albaqarah : 37. Allah SWT menerima tobat mereka dan memberinya petunjuk serta tugas memimpin.

Lebih Mulia Dari Bidadari..

Rasulullah SAW memberi peringatan kepada lelaki yang telah selesai melakukan ijab qabul dengan wali si perempuan agar berlaku baik terhadap istrinya sebab tanggung jawab atas perempuan telah berpindah dari tangan orang tua kepada suaminya.

Ummu salamah, istri Nabi Muhammad SW  pernah bertanya kepada Rasulullah seperti yang diriwayatkan dalam hadist “Manakah yang lebih mulia ya Rasulullah, perempuan di bumi ini atau anak bidadari di syurga? Rasulullah menjawab : Perempuan di dunia lebih mulia dari anak bidadari  laksana lebih mulia pakaian luar dari pakaian dalam  (lihat kitab hadil arwah oleh ibnu Qayyim Al Jauziyyah).

Perempuan dunia akan masuk ke dalam syurga karena amalnya, shalatnya, shalihahnya, kesetiaaanya kepada suami dan pengorbanan untuk anak-anaknya.

Jaminan hak milik

QS. An-Nisaa’ : 7. Dalam peraturan Islam perempuan diberi kebebasan dalam mempunyai hak milik. Harta yang didapatnya bisa berasal dari warisan orang tua, , atau pemberian suaminya dan hadiah hadiah saudaranya.

Pimpinlah mereka I

Qs, An-Nisaa : 34. Tugas laki laki terhadap perempuan “Laki laki adalah pemimpin bagi para perempuan”. Pemimpin yang bertanggung jawab penuh, tentu hanya satu itu adalah laki laki . Cinta dan kasih sayang yang timbul dari pimpinan  yang baik disambut oleh taat dan setia lalu timbullah pribadi yang indah dan istri yang sejati.

Pimpinlah mereka II

Semua orang yang berakal  dan berfikiran cerdas tentu berkeinginan  menegakkan rumah tangga yang bahagia, Tak ada di dalamnya silang selisih. Banyak rumah tangga pecah berantakan karna kenyataan yang berbeda sama sekali dengan yang dicita-citakan. Mulai dari lelaki yang tak pandai mengendalikan atau istri yang tak patuh diatur atau bisa jadi kedua duanya.
Ada perempuan yang mesti dibimbing melalui tiga tingkat perlakuan sesuai anjuran Al-Quran. Pertama ajarilah mereka (dengan kata kata yang halus), jika masih tidak bisa maka wahjuruhunna fil mdhaji’I (berpisah tempat tidur), lalu yang terakhir wadhribuhunna (Pukullah mereka)  dalam hadits Rasulullah juga dijelaskan terkait aturan memukul  yaitu : Sediakan makanannya, sediakan pakaiannya, dan kalau memukul jangan sekali-kali memukul muka, dan jangan dikatakan dia jelek, dan jangan pisah tidur dari dia kecuali sama-sama dalam rumah artinya jangan memisah keluar rumah.

Para ahli fiqih telah menyatakan pendapat mereka yang menjadi hukum fikih dalam perkara pukul ini yaitu jangan sampai melukai, jangan sampai ada tulang yang patah, jangan sampai meninggalkan parut luka, dan hendaklah menjauhi memukul muka sebab muka adalah himpunan kecantikan .

Dikatakan bahwa hendaknya memilih yang lebih ringan terlebih dahulu yakni memberikan pegajaran, lalu meningkat lagi jika itu sudah tidak mempan. Dan cukupkan sampai disitu jika sudah selesai.
Bila istri patuh dan setia, Allah SWT berfirman agar jangan kamu cari cari jalan untuk berlaku yang tidak wajar.

Pandangan Kaum Orientalis

Kaum orientalis memandang bahwa perempuan tidak ada hak sama sekali mendapatkan warisan . Yang berhak hanya anak laki-laki jikapun anak perempuan diberi itu hanya belas kasihan saja. Mereka selalu mendengungkan bahwa hukum faraidh Islam tidak adil sebab pembagian untuk laki laki lebih banyak dua kali pembagian perempuan. Padahal dalam aturan undang undang manapun belum ada yang mempunyai peraturan pembagian waris yang sejelas Islam.

Pekerjaan para orientalis pun berhasil. Di zaman sekarang, sudah mulai ada gejala gejala timbul di kalangan calon calon sarjana muslim, mereka yang tadinya diharapkan oleh masyarakat Islam akan membela Islam, dengan bangganya mencela segala yang berbau arab, tutur buya Hamka

Hak Hak Istimewa Perempuan

Pertama, Syiqaq (apabila berselisih antara suami istri, maka hendaklah ada juru damai antara keduanya terutama dari keayrga lalu dicari jalan/langkah yang terbaik)
Khulu’ yaitu istri meminta dengan jalan damai untuk berpisah dari suami.
Ketiga, perempuan berhak atas dirinya. Tentang yang menentukan siapa yang akan menjadi jodohnya, perempuan berhak atas dirinya.
“Dari Abdullah bin Abbas Ra, berkata Rasulullah SAW : Perempuan yang telah janda lebih berhak atas dirinya daripada walinya dan perempuan yang masih perawan diminta izin dari dirinya da izinnya ialah diamnya (HR. Annas’I, At Tirmdzi, Imam Ahmad, Muslim, dll)

*********
Terakhir, kesimpulan yang bisa saya tarik dari buku ini ialah bahwa sejatinya perempuan  sudah dimuliakan Islam dari sejak dulunya. Bukti sejarah telah terang menjelaskan terkait hal ini. Adapun tantangan kita di masa sekarang (bahkan sejak beberapa dekade lalu, termasuk di masa Buya Hamka, sehingga beliau melahirkan tulisan tulisan ini) Isu feminime (gerakan perempuan) yang digaungkan di Barat menyerang Islam dengan alasan bahwa Islam menindas kaum perempuan. Argument ini dinilai sangat lemah karena jauh berabad abad sebelum gerakan ini lahir, Islam telah memuliakan perempuan..

Bersyukurlah wahai para wanita 😊
Alhamdulillah..


💞Murdianti Lusi💞








21 Feb 2018

Pilihan di jalan ini 💧

Februari 21, 2018 0 Comments
 Hasil gambar untuk memilih jalan dakwah


Karena pada akhirnya yang bersabar dan mampu berjuang sampai akhir lah yang akan memperoleh kemenangan..
 Yaitu mereka yang menikmati perjalanannya.
Dan mengambil hikmah disetiap episodenye.
Serta merasakan pahit manis ujian dan cobaannya..
Kenyataannya ,  bahwa tak banyak tipe orang seperti ini. Menyelesaikan apa yang telah dimulainya.
Sekali lagi memang benar,  pasti akan ada yang gugur meski belum sampai waktunya..

Sekarang kita diberi pilihan:
Menjadi yang bertahan atau yang gugur di tengah jalan.


**Menjaga semangat dan ruh juang**
-Murdianti Lusi-

9 Feb 2018

Kebetulan yang sebenarnya Takdir..

Februari 09, 2018 0 Comments

Ini adalah sekilah kisah perjalanan dan pengalaman saya selama kuliah.
Hasil gambar untuk kebetulan adalah takdir
******
 Agustus 2016..
          Saat ini saya berstatus sebagai mahasiswa aktif semester 4 di salah satu perguruan tinggi di kota Pontianak, lebih tepatnya IAIN Pontianak. Satu-satunya Perguruan tinggi Agama islam negeri di provinsi ini. Beruntung rasanya bisa menjadi bagian darinya. Bersyukur juga sudah 2 tahun merangkai cerita “cinta” disini.

          Cinta yang  dimaksudkan  disini bukanlah cinta yang awam orang-orang maknakan dengan cinta kepada lawan jenis, tapi suatu jenis “cinta”  yang lebih menarik dari sekedar pacaran.Jauh sekali dari kamus hidup saya dan merugi rasanya hidup ini jika perjalanan indah kuliah harus  dilewati dengan sesuatu seperti itu. Ini adalah bagian dari prinsip , bahwa waktu kuliah akan saya habiskan dengan hal-hal yang bermanfaat, dengan sesuatu yang bisa menambah kapasitas diri sang pembelajar ini.  Bukan bermaksud merendahkan orang-orang yang tak satu prinspip, tapi ini komitmen diri. Tolong mengerti J
          Cinta yang disebut sebagai rangkaian indah disini adalah Kebersamaan dengan sahabat-sahabat yang mempunyai prinsip dan harapan yang sama. Prinsip untuk menjaga dan menyibukkan diri dengan sesuatu yang penuh manfaat dan  sesuai dengan aturan islam.  Juga harapan, Harapan untuk menjadi insan yang lebih baik. Bukan berpura-pura baik ataupun merasa paling baik. Karna kami hanyalah debu kotor yang ingin berusaha menjadi suci.
          Saya akan flashback memperlihatkan kilas balik diri ini pada potret  masa lalu, saat pertama kali melangkahkan kaki ke kampus ini.
          “ Seorang remaja putri memasuki gerbang kampus  dengan langkah gontai. Tidak ada yang terlihat special darinya, hanya muka bingung yang ditunjukkan wajah itu sedari tadi. Gusar, seperti ingin bertanya . Tapi tidak ada suara yang keluar dari pita suaranya. Penampilannya sama seperti teman-teman lainnya yang sibuk mengantri di depan bank kampus ini. Celana kain hitam, baju kemeja, kemudian jilbab pendek yang bagian ujungnya disemat bros tepat di pundaknya. Penampilan khas remaja saat ini.
            Hari ini adalah  Hari pertama di bulan agustus ,  hari pertama juga mahasiswa baru untuk melakukan daftar ulang perkuliahan, mungkin hari pertama juga bagi remaja putri itu menjejakkan kakinya di kampus ini”

          “Remaja Putri” yang dimaksudkan disitu adalah saya sendiri. Itu adalah gambaran 2 tahun yang lalu, saat saat saya  berusia 17 tahun. Remaja “konvensional”, remaja yang sama dengan remaja-remaja pada umumnya, remaja puber yang masih melakukan sesuatu seenaknya. Dari segi penampilan, pembawaan, dan semuanya, Termasuk lebih mementingkan sesuatu yang sifatnya bersenang-senang dan kurang memperhatikan orang lain. Apalagi umat ini, tak pernah saya bermimpi bahwa setelah cerita tadi akan banyak “kebetulan-kebetulan yang akan saya jumpai selama di kampus ini”
          Kebetulan yang pertama adalah. Kebetulan, waktu SMA itu saya punya sahabat dekat yang beberapa bulan terakhir memutuskan berjilbab lebar, Alhamdulillah. Setelah keputusannya itu, dia sering menjadi bahan pembicaraan di kamar (karna kami katu kamar/satu asrama).. dan salah satu subjek yang sering  nimbrung dalam pembicaraan rahasia itu (read: gossip) adalah saya sendiri. Dulu , kalau ada hal-hal yang aneh atau tidak aneh sekalipun, pasti jadi ramai kalau udah yang namanya di kamar asrama (banyak godaannya kalau di asrama). Mengapa dia( sahabat saya) sering dibahas? karna rupanya berubah karna disuruh oleh pacarnya..
          Namun, apapun itu saya sangat sangat dan sangat menyesal pernah melakukan hal itu kepadanya. Karna sebenarnya itu bukan urusan saya (dulu belum sadar :3) “ dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-ngolokkan) perempuan lain, karna barangkali perempuan-perempuan (yang diolok) lebih baik dari perempuan-perempuan (yang mengolok).. (Qs. Al-Hujurat : 11) Astaghfirullahal aaziim, nauzubillahi min dzalik, semoga tidak terulang.
          Beberapa bulan setelah itu, kami berpisah karna sudah tamat masa belajar SMA. Alhamdulillah setamat SMA dia memutuskan menikah, dan saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah.
          Sebelum aktif belajar perkuliahan, di kampus  ada yang namanya OPAK (masa orientasi bagi mahasiswa). Nah, pada saat pertama kali akan diadakannnya OPAK (read: tehnical meeting OPAK) saya mampir di salah satu stand yang kakak-kakak penjualnya memakai jilbabnya lebar semua dan tidak diangka-sangka mereka itu ramah sekali. Senang rasanya melihat mereka. Terlihat di fikiran pada saat itu “SAYA INGIN SEPERTI MEREKA”.
          Sebenarnya, dari awal setamat SMA sebelum kuliah setelah melihat sahabat berubah. Dalam hati ada keinginan untuk ikut. Tapi belum tergerak juga untuk merealisasikannya. Salah satu faktornya adalah malu. Malu jika saat sudah berjilbab lebar, tapi kelakuan masih sama (jangan ditiru J)
           Nah “KEBETULAN”, kebetulan pada saat itu saya sudah punya “niat” dan kebetulan ketemu kakak-kakak itu yang mungkin saja mereka bisa membantu saya.. KEBETULAN yang sebenarnya bukan kebetulan., Inilah takdir… Mereka membantu saya berhijrah, membantu saya memasuki dunia dakwah yang sekalipun tak pernah terbesit di fikiran maupun hati. Mereka adalah kakak kakak di “LDK MATIMSYA”. Inilah hidayah, dan saya bersyukur telah Allah jumpakan dengan mereka. Terima Kasih kakak kakak ku. Semoga Allah selalu menjaga dan melindungimu.
          “KEBETULAN” yang kedua adalah saya tinggal di kost yang juga ada kakak-kakak berjilbab lebar. Kakak itu ramah sekali, (Kak Rabiatul Adawiayah red kak wia, **jadi rinduu) beberapa hari kenal kali sudah akrab. Dia sering bertanya tentang kegiatan saya di kampus, ingin masuk organisasi apa, dll. Pada saat itu saya bilang bahwa belum masuk organisasi manapun karna takut. Takut “sesat” **(serius)..
          Setelah kegiatan opak selesai, kami ada masa JEDA sebelum perkuliahan. Selama itu pula saya sering bertemu dan mulai bergaul dengan kakak dari LDK. Salah satu kakak tadi mengajak saya untuk mengikuti pelatihan. “TRAINING KEPEMIMPINAN” katanya. Karna saya pikir itu dari LDK, akhirnya saya iyakan..
          Pelatihannya itu diadakan di ujung minggu. Saya dijemput dan beberapa perlengkapan  dibawakan si kakak  jadi tidak ada alasan untuk membatalkan rencana. Walaupun belum tau pelatihannya itu akan seperti apa, tapi saya tetap mengikuti ,  hitung-hitung untuk menambah pengalaman.
          KEBETULAN dan tanpa di sangka-sangka, kakak berjilbab lebar yang disebelah kamar saya itu ternyata ada di lokasi kegiatan pelatihan. Rupanya dia bertugas sebagai panitia, bukan dari IAIN melainkan UNTAN. Kegiatannya sama, organisasinya sama, kampusnya saja yang berbeda.
          Pada saat itu saya baru tau, bahwa saya akan satu organisasi dengannya. Dan Ternyata pelatihan itu adalah  “Daurah Marhalah 1” dan Organisasi ini adalah KAMMI (Kesatuan mahasiswa muslim Indonesia), nama organisasi yang masih asing ditelinga.
          Jujur, pertama saya tersesat disini. Tapi setelah menjalaninya dan  dekat dengan orang-orangnya, untuk pertama kalinyanya saya merasa  betah ditempat tersesat dan saya merasa tak ingin beranjak dari sini. Inilah KEBETULAN, rekayasa Allah begitu indah.


“Dimanapun kau melabuhkan hati dan cintamu untuk berjuang, ingatlah untuk senantiasa meniatkannya demi kebaikan “
**Murdianti Lusi**