adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

10 Sep 2021

Mendidik Anak Secara Islami (sebuah ringkasan)

 



 

Bismillahirrahmaanirrahiim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, 

 

Apa kabarnya teman-teman? Semoga tetap dalam keadaan sehat wal’afiat ya. Selalu dalam lindungan Allah SWT dan senantiasa istiqomah dalam mengerjakan kebaikan dan amal shaleh, amiin ya Rabb. Sebab salah satu tugas kita di dunia yang harus selalu dilakukan adalah terus dan terus memperbaiki diri serta belajar.

 Berbicara tentang belajar, tentu setiap hari ini bisa kita lakukan.  Mulai dari membaca buku, hadir di lingkaran pekanan, datang ke majelis ilmu, ataupun mendengar tausiyah dari media-media yang ada.

Alhamdulillah, kebetulan kemarin saya baru saja mendengar kajian tentang “Mendidik Anak Secara Islami” yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat di channel youtube Ammar TV. Dari beberapa materi yang beliau sampaikan di kajian ini,  saya ringkas kembali dalam catatan singkat yang saya ketik di sini.

 Awalnya tidak ada kepikiran untuk saya posting di blog, rencananya catatan ini akan saya simpan aja sendiri di komputer. Mungkin sewaktu-waktu bisa saya baca lagi. Barangkali nanti setelah men*kah (InsyaAllah; wallahu a’lam) sebagai persiapan untuk mendidik anak ke depannya. Ataupun akan saya bagikan dengan teman-teman dekat saya saja. Tetapi setelah saya baca kembali, saya berpikir alangkah banyak ilmu dari ceramah beliau ini, kenapa tidak saya share saja tulisan ini di blog sehingga bisa dibaca oleh teman-teman dan banyak orang. Mudah-mudahan ini bisa menjadi washilah ilmu yang bermanfaat untuk kita semua. Aamiin ya Rabbal aalamiin

Sekali lagi, di sini saya hanya meringkas ulang beberapa materi yang beliau sampaikan. Jika terdapat beberapa kata yang agak sedikit berbeda, itu semata-mata hanyalah perbedaan pemilihan  redaksi yang tentu  bertujuan sama secara makna. Atau jika nanti teman-teman yang sudah pernah menonton merasa ada kata-kata tambahan, sekali lagi ini hanyalah terkait penyusunan redaksi saja. Karena pada saat mencatat, tidak semua kata perkata saya tulis lengkap dan sama persis, melainkan hanya point pentingnya saja yang ditulis. Pada tahap akhir pengeditan untuk menyiapkan ini menjadi sebuah  tulisan yang bisa dibagikan, saya sedikit menjabarkan beberapa point tadi sesuai pemahaman saya yang tidak seberapa.  

Dari ceramah yang kurang lebih 2 jam ini (teman-teman bisa cek di youtube yaa :)), saya berfokus pada menit pertengahan sampai menjelang akhir yang membahas tentang pendidikan anak mulai dari kandungan sampai dilahirkan. Barangkali salah satu hal yang juga menjadi tujuan tulisan ini adalah agar memudahkan teman-teman yang tidak berkesempatan mendengarkan langsung di youtube dengan durasi yang lumayan panjang untuk kemudian bisa ikut menangkap ilmu-ilmu luar biasa yang Ustadz kita sampaikan sebagai bekal persiapan kita untuk menjadi orang tua dalam menyiapkan generasi-generasi yang shaleh dan shaleha serta terbaik di masa mendatang.

Aamiin Ya Rabbal aalamiin.

Baiklah, langsung saja ya :)

****************

 

Ringkasan “Mendidik Anak Secara Islami”

 

Ada dua fase yang harus kita siapkan yaitu fase dalam kandungan dan fase kelahiran. 

 

Pertama, Fase dalam kandungan 

Adapun pada fase dalam kandungan, beberapa hal yang harus kita lakukan adalah:

1.       Berdoa meminta anak shaleh

Pada saat mengandung sebelum usia kandungan 4 bulan dan setelah 4 bulan, maka  mohonkanlah doa yang berbeda.   Usia kandungan 0-4 bulan adalah masa ditentukan qadar, sebagaimana disebutkan dalam Hadist Arba’in ke-4:  

عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ   ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ  الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا

Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu beliau berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga  maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no. 2643)

(Sumber https://rumaysho.com/17128-hadits-arbain-04-mengimani-takdir-dengan-benar.html

 

Maka sebagai orang tua, sebelum kandungan 4 bulan mohonkan agar 4 hal tersebut ditetapkan dalam susasana baik. Rezeki terbaik yang halal, usia yang berkah, mendapatkan amal terbaik, serta bahagia hidupnya.

 

Sedangkan pada usia kandungan 4 bulan ke atas, selain doa dimohonkan, setiap doa tersebut juga harus dipraktekkan dalam bentuk ikhtiar demi mewujudkan doa yang dimohonkan.  Berdoa rajin shalat misalnya,  maka harus diiringi ikhtiar dengan kita rajin shalat. Kita juga mesti menjaga diri dari yang diharamkan. Berikan makanan yang halal untuk anak dalam kandungan.

 

Teman-teman, setiap doa yang kita mohonkan pasti akan dikabulkan. Karena konsep dari doa adalah  “tidak akan ditolak, pasti dikabulkan”. Kalaupun tidak sekarang maka nanti atau suatu saat nanti.  Oleh karena itu, kalau kita punya kebutuhan, sebutlah nama Allah dalam doa. Ya Rabb, Ya Fattah, Ya Ghaffaar dan nama Allah yang lain. Berdoa kita mulai  dengan asmaul husna.

 

Jika seseorang mengkonsumsi yang  haram maka hal tersebut akan menyekat kebaikan dan menyebabkan tidak terkabulnya doa. Sesuai dengan Hadist Rasulullah dalam Hadist Arba’in ke-10:

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Sesungguhnya Allah Ta’ala itu baik (thayyib), tidak menerima kecuali yang baik (thayyib). Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kaum mukminin seperti apa yang diperintahkan kepada para Rasul. Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai para rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal shalih.’ (QS. Al-Mu’minun: 51). Dan Allah Ta’ala berfirman, ‘Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepadamu.’ (QS. Al-Baqarah: 172). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan seseorang yang lama bepergian; rambutnya kusut, berdebu, dan menengadahkan kedua tangannya ke langit, lantas berkata, ‘Wahai Rabbku, wahai Rabbku.’ Padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia dikenyangkan dari yang haram, bagaimana mungkin doanya bisa terkabul.” (HR. Muslim)

Sumber https://rumaysho.com/18473-hadits-arbain-10-halal-berpengaruh-pada-doa-kita.html

 

Maka jika ingin dikabulkan doa, kuncinya adalah jauhi makanan yang haram.

 

2.         Suami mulai mencari rezeki halal

Sebab rezeki dan makanan yang halal sangat berpengaruh dalam terkabulnya doa, maka suami harus mulai mencari rezeki yang halal.

 

3.       Mulai meningkatkan amal shaleh

Hal yang selanjutnya harus kita lakukan di fase mengandung usia kehamilan 4 bulan ke atas adalah meningkatkan amal shaleh seperti tahajud, tilawah, dan berdzikir. Sudah ada dalam penelitian pengaruh positif peningkatan amal shaleh terhadap keadaan janin. Termasuk aktif memutar murotal (bacaan Al-Qur’an). Di sini Ustadz Adi Hidayat juga menceritakan pengalaman nyata beliau dan istrinya ketika melahirkan anak-anaknya. Hal ini jugalah yang dilakukan oleh orang tua Imam Syafi’i, Imam Bukhari dan Imam Ahmad bin Hambal.

Kembali lagi, peringatan untuk orang tua jika anak nakal atau susah diatur  maka harus segera intropeksi diri dan makanan yang dimakan.

Adapun setelah fase dalam kandungan ketika anak dilahirkan, maka pendidikan yang harus dilakukan oleh orang tua berbeda lagi. Pada fase ini dijelaskan beberapa hal yang harus suami istri atau ayah dan ibu lakukan. Berikut ini penjelasannya:

************

Kedua, Fase kelahiran

 

1.      Pertama, di dalam QS. Al-Baqarah ayat 233 disebutkan:

Dan ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyusui secara sempurna. Dan kewajiban ayah menanggung nafkah dan pakaian mereka dengan cara yang patut. Seseorang tidak dibebani lebih dari kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita karena anaknya dan jangan pula seorang ayah (menderita) karena anaknya. Ahli waris pun (berkewajiban) seperti itu pula. Apabila keduanya ingin menyapih dengan persetujuan dan permusyawaratan antara keduanya, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin menyusukan anakmu kepada orang lain, maka tidak ada dosa bagimu memberikan pembayaran dengan cara yang patut. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.” (QS. 2: 233)

 

Pada fase ini tugas suami dan istri mulai berbeda.  Perempuan yang baru melahirkan jangan diberi banyak beban. Fokuskan mereka untuk memberi ASI dan memaksimalkannya sampai 2 tahun. (Ternyata hal ini banyak dipraktekkan oleh orang- orang Yahudi. Termasuk setelah itu mereka menerapkan pola pendidikan dengan meninggalkan hal tidak berguna, tontonan, gadget).

Sedangkan bagi para ayah, jangan biarkan ibunya terganggu atau kesusahan sehingga muncul perasaan tidak enak dan mengganggu ibu mengASIhi sang anak. Suami juga harus memberi kebutuhan terbaik, misalnya istrinya disuapi, dibantu, dilayani, dan suami selalu hadir.  Sebab Ibu yang terganggu emosionalnya saat ASI, maka akan terganggu juga kualitasnya ASI untuk si buah hati.

Di dalam Al-Qur’an Allah memberikan kita contoh dengan keluarga Imran.

“(Ingatlah), ketika istri Imran berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku bernazar kepada-Mu, apa (janin) yang dalam kandunganku (kelak) menjadi hamba yang mengabdi (kepada-Mu), maka terimalah (nazar itu) dariku. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (QS: Ali Imran ayat 35)

Maka doakan secara spesifik mau jadi apa anak kita, harus direncanakan. Misal anak pertama penghafal Qur’an, kedua hadist, ketiga fikih, dan lain-lain. Lalu jika anak sudah dilahirkan, baik laki-laki maupun perempuan maka terimalah, jangan mengeluh.

2.      Kedua, beri nama terbaik.

Hal kedua yang harus kita lakukan adalah memberi anak dengan nama terbaik. Carilah nama yang mengandung unsur dan makna yang baik yang menunjukkan harapan. Jangan beri nama yang tidak disukai Allah. Kasian, karna anak akan membawa beban dari nama itu.

 

3.      Ketiga, langsung berdoa bermohon pada Allah agar dijauhkan dari syaitan

Seperti Maryam yang dilindungi Allah dari lahir sampai meninggal.

 

4.      Keempat, wujudkan doa/rencana tadi dalam bentuk ikhtiar atau usaha menyiapkan perangkat dari doa yang dimohonkan

Seperti Imran dan Hanna mencari guru terbaik untuk membimbing anaknya Maryam. Tidak hanya guru, Maryam juga disiapkan  di tempat terbaik yaitu mihrab.

Maka Dia (Allah) menerimanya dengan penerimaan yang baik, membesarkannya dengan pertumbuhan yang baik dan menyerahkan pemeliharaannya kepada Zakaria. Setiap kali Zakaria masuk menemuinya di mihrab (kamar khusus ibadah), dia dapati makanan di sisinya. Dia berkata, “Wahai Maryam! Dari mana ini engkau peroleh?” Dia (Maryam) menjawab, “Itu dari Allah.” Sesungguhnya Allah memberi rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan. (QS.3: 37)

 

Pada kondisi kita hari ini banyak sekali tantangan yang akan ditemui. Saat di sekolah apakah bisa memastikan anak memakan makanan yang baik atau berteman dengan lingkungan yang baik? Tentu kita tidak bisa memastikan itu semua.

Maka mohonlah kepada Allah supaya mereka dijaga. Titipkan mereka kepada Allah. Jangankan teman temannya, rizkinya pun pasti Allah atur dengan baik. Allah akan palingkan mereka dari yang haram. Seperti Maryam di mihrabnya. Semuanya Karena Allah SWT. Sebab anak kita mendapat tantangan yang lebih besar, maka juga harus disiapkan dengan lebih baik.

Pada penghujung disebutkan:

“Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45)

Oleh karena itu, jika ada persoalan hidup maka dua hal yang harus kita lakukan adalah sabar jangan mengeluh, kemudian tunaikan shalat.

 *****

Begitulah kira-kira ringkasan yang bisa saya tuliskan. Mohon maaf jika banyak terdapat kekurangan. Yang benar mutlak datangnya dari Allah. Sedang kesalahan, kekurangan dan ketidaksempurnaan adalah milik saya pribadi sebagai hamba. Ucapan terimakasih untuk guru-guru kami para Ustadz yang sudah mentransfer ilmunya untuk kita semua.. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk kita semua ya teman-teman . Aamiin ya rabbal aalamiin.. 

 Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuh

 **************

#Lsmdnt

Lusi Murdianti

 

1 komentar: