adalah bagian kecil dari hidup, agar ia tak redup. Sesuatu yang ingin diabadikan, namun tak mungkin akan bertahan sebab pada masanya ia pasti pergi. Tulisan barangkali bisa menjadi titik temu; antara gagasan, tanya, rasa, harapan, kebenaran, juga pencarian jawaban. Menyatu dalam sebuah bingkai berisi catatan-catatan sederhana. **(lsmdnt@catatan.aksara)**

Tentang saya :)

Total Pengunjung

Yuks menelusuri..

8 Okt 2018

Oktober dan (hadiah) dari Jingga



Notifikasi whatsapp tak henti-hentinya berbunyi sejak tadi. Hmmm, Ini pasti anak-anak tengah berdiskusi tentang sesuatu di grup. Yang benar saja diskusi, aku tidak yakin. Mungkin lebih tepatnya adalah obrolan atau sejenis perdebatan panjang tak pernah usai layaknya diskusi politisi yang setiap hari dimuat di layar televisi. Haha. Tidak tidak, abaikan saja istilah yang baru saja kulontarkan. Sebenarnya mereka sedang menyepakati kapan jadwal syuro perdana kepanitiaan yang sedari tadi tak menemukan titik temu.

Dari sekian banyak chat yang masuk sepertinya ada satu pesan yang menarik perhatian sehingga otomatis kuarahkan telunjuk untuk segera menekannya. Dikirim oleh seseorang yang rasanya sudah lama sekali tidak berjumpa atau sekadar bertukar kabar di sosial media. Benarkah ini Jingga?  
Jingga mengirimiku pesan. Mengomentari status yang baru saja kubagikan. Tapi pesannya tak ada hubungannya dengan gambar yang ku jadikan status itu.

“Apa kabar ra?” bunyi pesan pertamanya.
Disusul pesan kedua “Gimana skripsinya”.

Ku amati lagi pesan yang dikirimkan barusan. Memastikan apakah ini benar benar Jingga. Foto Profil yang digunakannya bukan lagi gambar dirinya. Kali ini ia memasang foto dua  buah buku. Gambar yang bagus. .

Untuk sepengetahuan kalian, Jingga ini merupakan temanku waktu awal masuk kuliah. Kami sekelas selama 2 semester. Setelah itu kami jarang bertemu ataupun berkomunikasi lagi. Aku sudah mulai sibuk dengan tugas kuliah dan organisasi sedangkan Jingga yang ku tahu memutuskan berhenti dan merintis usaha sendiri. Padahal waktu akan masuk semester tiga dia mengatakan ingin  tetap melanjutkan studinya. Aku ingat sekali saat itu sempat membantunya mengurus KRS dan KHS sebagai salah satu syarat lanjut perkuliahan. Tapi rupanya.  Ya sudahlah, kuliah itu kan pilihan. Dan dia tidak memilih melanjutkannya

Nah, karna setelah sekian lama tidak mendengar kabarnya lagi, aku tak mengira dia akan menghubungiku sekarang.

“Alhamdulillah kabarku baik” jawabku.
"Dan untuk pertanyaan yang kedua, aku izin tidak menjawabnya”, balasku kemudian.

Pertanyaan jingga ini adalah pertanyaan yang sudah sangat sering kudengar, kubaca dan kujumpai. Bukan sebab aku tak memikirkannya, tapi untuk saat ini aku memilih untuk tidak berbagi dengan yang lain tentang hal tersebut. Nanti kalau sudah selesai baru kuumumkan kabar bahagia itu. Sabar, tenang saja.

Kabarmu bagaimana juga?
Lancar usahanya? Tanyaku balik.

Aku penasaran saja dengan Jingga yang sekarang sebab salah satu temanku pernah secara tidak sengaja  bertemu  saat dia sedang berjualan.
Tidak lama kemudian pesan yang ku kirim dibalasnya lagi "Alhamdulillah baik juga ra. Aku sedang di Malang sekarang”.
Oh.. fikirku dalam hati. Jingga tampaknya sering ke luar kota dari yang kulihat sekilas di sosial media miliknya.  Kadang aku bingung, jingga ini kerjaanya apa sih.. haha.. bukan penasaran, hanya ingin tahu.

Setelah itu dia mulai menanyakan tentang  kabar teman-teman kelas kami dulu, keadaan kampus dan pembicaraan tentang organisasi.  Oh iya aku lupa. Dulu kami juga sempat satu organisasi. Ini juga agaknya yang menjadikan kami sedikit akrab dan agak nyambung saat membicarakan sesuatu.

Pertanyaan-pertanyaannya semakin banyak. Entah kenapa dari beberapa itu enggan untuk kujawab.  Tiba-tiba terlintas ideku untuk sedikit bercanda mengalihkan perhatiannya. 

“Jingga, ada yang nitip pesan nih”

Siapa Ra? Tanyanya.

Dengan cepat kuketik “Seseorang yang ulang tahun di oktober. Request mau hadiah buku katanya”.. 

ku tambahkan “hehe” di ujung kalimat tersebut.

Nah, pasti jingga mulai menebak ini siapa.
“Bilang padanya, Iya”..

Serius? Tulisku.

Ini hadiah atau beli ni? Tambahku lagi.

“Iya katanya”. jawab jingga

Iya hadiah atau iya beli? Ujarku penasaran.

Minta hadiah kan? Balas jingga tak lama kemudian. 
Ambigu sekali kata-kata Jingga ini.
Kubalas singkat hanya dengan emoticon sedikit senyum.

"Ekspresinya kok seperti tidak senang ra? ". Jingga menulis lagi. 
Sejujurnya aku malu sudah mengirimkan pesan itu. Niatku tadi hanya untuk memutus pertanyaan jingga yang sebelumnya.
“Biasa aja” jawabku lagi.
Tunggu aja . Itu maksudnya kamu kan? cecarnya lagi.
Ku fikir jingga tidak tahu yang request hadiah buku itu siapa. Hmm, ingin kutarik saja pesanku tadi. 
Aku hanya bercanda. Potongku. Tidak usah diseriusi. Maaf ya.. Aku mengetik pesan itu segera. 

Iya gpp katanya. oh iya, skrpsinya tadi itu gimana. Ceritalah ra tentang aktivitas sekarang.

Aduh Jingga, moodku dalam sekejap hilang. Pertanyaan ini lagi.  Mohon maaf sekali, aku sedang malas mengetik panjang sekarang ini apalagi diminta menceritakan. 
"Nanti yaa". Ku kirim pesan itu. Balasan terakhir untuk Jingga karna nyatanya aku tidak menceritakan yang dimintanya.

****
Oktober, sepekan sudah. Sedang tanggal itu, sisa beberapa hari lagi. Aku tak terlalu serius menanggapi balasan jingga yang katanya ingin memenuhi keisenganku minta dihadiahi buku. Waktu itu aku benar benar tidak serius, efek melihat gambar buku di profilnya aja. Niatku memang hanya untuk mencandai Jingga. Tentu saja aku malu jika harus memintai sesuatu dari seseorang. 
Entahlah lihat saja nanti. Tapi kalaj jingga benar-benar mengirimnya, aku akan sangat berterimakasih dan menerimanya dengan tangan terbuka. Gimana sih, heheh.  Lumayan menambah deretan koleksi buku  pribadi yang hampir beberapa waktu  belum  sempat terbaca ini.  tunggu saja.

Alhamdulillah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar