Dear Aksara,
Apa yang terjadi padaku malam ini.
“Bukanlah orang yang kuat yang menang dalam pergulatan akan tetapi orang yang kuat ialah yang mampu menahan hawa nafsunya saat marah”. ( Mutafaqun alaih)
Nah, semoga di lain waktu saat kekesalanku mulai muncul aku langsung mengingat hadist ini.aamiin
*******
Tadi ada sedikit rasa kesal Ra 😥. Sikap kurangsabaranku barangkali kambuh sebentar. Tapi ini beralasan. Aku menegur segelintir orang. Sebut saja adik adik juniorku (Dear kalian: InsyaAllah kakak akan terus mencintai kalian karna Allah) . Teguran ini sebenarnya untuk mengingatkan saja. Tapi mungkin agak berbeda dengan aku yang biasa.
Oke baik, aku ingin mencoba melihat perkara ini secara objektif sekarang. Saat kepalaku sudah dingin kembali. Aku mencoba memaklumi diriku sendiri tentang teguran yang kulontarkan tadi. Yang agak kusesalkan sebenarnya adalah kekurangsabaranku.
Alhamdulillah hanya 30 menit. Dan itu sudah berlalu. Nasihati aku Ra. Aku memang agak sedikit kesal tadi. Setidaknya pada satu hal ini. Sesuatu yang mungkin akan membuat kalian tertawa dan mengatakan "Cuman gara gara itu? (nah, aku mulai
Apa itu?
berawal dari sebuah benda bernama proposal. Ini bukan sejenis
Bayangkan saja kurang dari h- seminggu lagi kegiatannya. Bagaimana aku tidak kalangkabut sementara aku bertanggung jawab atas segala hal yang berkaitan dg kegiatan ini. Rupanya mereka (Red : adik adik itu) benar benar ingin menguji kesabaran ku kali ini. Sudah dari beberapa minggu yang lalu aku mengingatkan "Proposal guys, jangan lupa ya"..
Beberapa kali ku ingatkan lagi.
" Ayok semangat proposal". Seperti biasa, masih slow respon. Nah beberapa hari ini baru laporan "kak, proposal kita yg disini ditolak". Ku jawab Oh iya gpp. Yang lain gmn dek?
*Belum ada kabar kak. Jawabnya.
Oke aku berhusnuzan bahwa memang dari tempat tujuan belum membalas permohonan yang kami ajukan.
Dan hari ini, kurang dari h- seminggu ini aku dijapri salah satu orang penting organisasi ini "Lus, proposal ke **** jangan lupa ya" katanya. Siap balasku. Kucoba cek lagi ke adik adik panitia. "Proposal dah masuk semua kan ya". Dan tau jawabannya apa? "belum kak, ndak ada yg ngantar". "dari 7 orang
Kalau biasanya aku menyebut diriku kakak, kali ini aku memakai kata saya. Artinya aku tidak dalam kondisi biasa (
Sambil berbalas pesan di grup yg berisi seluruh panitia dari tiga angkatan dibawahku itu,teguran dan pesan mengingatkan juga kulontarkan ke grup sebelah berisi orang-orang faham yg juga bertanggung jawab (red:ph) .
(semoga kalian faham niat baik kka ya.). Sedang dua orang lagi ku chat pribadi. Isinya kurang lebih sama. "Kalau hnya mengantar proposal pun kalian gak bisa, biar saya saja. ....
Masalahnya adalah belum ada yg menjelaskan proposal itu udah sampai dimana. Setelah beberapa pesan itu terkirim. Mulai ada perasaan tidak nyaman. Terlalu keras kah kata-kataku. Tapi kalau tidak diingatkan begitu, tak ada respon dan akan terus tak bergerak.(dilema).
Baik, ku yakinkan fikiranku sendiri kali ini. "oke lus, gpp. Nanti mereka akan mengerti". Disisi lain "kalau kamu begitu, nanti mereka malah ndak mau bergerak lagi".
Baiklah berhubung pesan ku sudah terkirim dan dibaca. Aku pun tak bisa berbuat apa-apa. Intinya sudah kusampaikan. Tinggal hanya menunggu konfirmasi dari ketua.
Beberapa menit setelah itu, Rentetan pesan yg berisi pertanyaan tentang proposal dijawabnya juga. Sangat singkat via japri. "udah". Nah, kalimat yang ditunggu-tunggu ini. Coba saja dari tadi. Tak perlu lah ku menegur mereka di grup seperti itu 😢. Ya sudahlah.
Ku buka kembali grup untuk melihat isi pesan yg ku ketik dengan fikiran yg setengah matang. (
Baru ku buka grup lagi ada adek yang tadi tidak sengaja terkena imbas
Alhamdulillah. Lega sudah. Semoga mereka tidak mengambil hati tindakanku tadi..
Aksara, aku butuh nasihatmu malam ini. Agar tidak terulang lagi. Menurutku kadang sesekali kita memang perlu seperti itu. Bukankah tahap menasihati itu mulai dari perkataan yang lembut. Jika sudah dilakukan, baru dengan teguran. Kalaupun tidak didengar lagi mungkin dengan diam dan meninggalkan. Tapi aku tak ingin di tahap terakhir itu. Aku terlalu mencintai organisasi ini dan orang orang di dalamnya. Aku tidak ingin meninggalkan mereka. Semoga hati - hati kalian yang baik bisa memaklumi. Dan Semoga perbuatan ini tidak mendzalimi
Uhibbukum Fillah. Adik adikku.💛💛💛. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar